REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Di balik leluconnya yang mengocok perut, bahkan kadang agak vulgar, pencipta Mukidi, Soetantyo Moechlas sosok yang religius. Ia rajin menunaikan shalat lima waktu berjamaah ke masjid. Soetantyo juga sudah menunaikan ibadah haji bersama sang istri. Kadang-kadang ada kawan yang bergurau menyapanya 'Pak Haji'.
Ada sebuah kisah menyentil ketika Republika bertandang ke rumahnya di Kompleks Perumahan Jatibening I, Sabtu (27/8) petang, beberapa kawan lelaki dari media tampak mengulur waktu menunaikan shalat maghrib. Mukidi pun menegur.
"Anak laki ayo ke masjid. Laki kok shalat di rumah," ujarnya menyentil dengan nada jenaka, Sabtu (27/8).
Awak media pun yang ramai berkumpul di teras rumahnya langsung tersenyum malu dan bergegas ke masjid yang berjarak sekitar 150 meter dari rumahnya.
Lelaki asal Purwokerto ini merupakan pensiunan perusahaan farmasi Boehringer Ingelheim. Kini, ia mengisi waktu dengan membaca, menulis, dan membuat karikatur. Sejak muda, ia sudah gemar membuat lelucon. Tokoh Mukidi sudah dia ciptakan hampir dua dekade silam. Ia tak menyangka tokoh rekaannya bakal viral.
"Enggak nyangka. Tapi saya senang juga. Oh berarti apa yang saya tulis ini ada yang baca," kata Soetantyo.