Ahad 28 Aug 2016 23:02 WIB

Ini Kronologi Penyerangan Pastor di Gereja Medan

Rep: Issha Harruma/ Red: Bilal Ramadhan
Anggota Brimob Polri melakukan penjagaan di halaman Gereja Katolik Stasi Santo Yosep pascaperistiwa teror bom di gereja tersebut di Medan, Sumatra Utara, Minggu (28/8).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Anggota Brimob Polri melakukan penjagaan di halaman Gereja Katolik Stasi Santo Yosep pascaperistiwa teror bom di gereja tersebut di Medan, Sumatra Utara, Minggu (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- IAH (18), pelaku teror bom di Gereja Katholik Stasi Santo Yosep diketahui juga menyerang pastor Albert S Pandingan (60). Pelaku berlari sambil mengayunkan pisau ke arah pastor saat misa sedang berlangsung, Ahad (28/8) pagi.

Sekretaris Gereja Katholik Stasi Santo Yosep, Niko Pasaribu, saksi mata teror yang menyerang gereja itu menyampaikan kesaksiannya. Menurut Niko, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 08.27 WIB. "Tiba-tiba terjadi ledakan dan umat pun dalam posisi kalut," kata Niko, Ahad (28/8).

Niko menjelaskan, saat itu, pelaku duduk di bangku bagian tengah sebelah kiri. Saat dalam keadaan kalut inilah, pelaku langsung berlari ke arah altar tempat pastor Albert S Pandingan berada. "Pelaku menuju pastur sambil membawa pisau dan kapak," ujar Niko.

Mendapat serangan tiba-tiba itu, pastor Albert berusaha mengelak dengan turun dari altar dan berlari. Namun, umat yang ada di gereja tersebut tidak tinggal diam. Mereka pun mengejar pelaku dan berhasil menangkapnya. Mereka kemudian menelepon polisi untuk melaporkan yang terjadi.

"Pelaku tidak tahu dari jemaat mana. Kami juga tidak mengamati tanda-tanda itu (ancaman). Kami berani karena dia mengarah ke pastor," kata Niko.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement