REPUBLIKA.CO.ID, SALALAH -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Sana'a melakukan evakuasi WNI Tahap Kelima TA 2016 pada 24-26 Agustus 2016. Sebanyak 67 WNI telah diamankan.
Dalam pernyataan yang diterima Republika.co.id, Ahad (28/8), KBRI Sana’a memfasilitasi evakuasi WNI dari Republik Yaman. Mereka terdiri dari 53 pelajar, tujuh Tenaga Kerja Indonesia (TKI), empat ibu rumah tangga (IRT), dan tiga anak-anak.
Mereka berasal dari kota Tarim, Aden, Fiyus, Sana’a dan Hudaidah. Semuanya dibawa menuju Salalah dari Kota Tarim. KBRI yang dibantu Kesultanan Oman menggunakan transportasi kendaraan darat melalui perbatasan Yaman-Oman.
Seluruh peserta evakuasi tersebut tiba di Salalah, Oman pada 24 Agustus 2016. Selama di Salalah, seluruh peserta evakuasi ditempatkan di sebuah shelter yang difasilitasi oleh KBRI Sana’a. Selanjutnya, pada 26 Agustus 2016 seluruh peserta diberangkatkan ke Jakarta melalui Bandara Internasional Salalah dan tiba pada malam harinya.
"Perlindungan WNI merupakan prioritas," kata Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI) Sulthon Sjahril dan Minister Councellor KBRI Sana’a Abdul Mun’im sebelum keberangkatan WNI. Keduanya menekankan pentingnya menjaga keselamatan para WNI di Yaman akibat situasi konflik bersenjata masih terus berlanjut hingga saat ini.
Seluruh WNI diimbau untuk sementara tidak melakukan perjalanan ke Yaman hingga situasi di Yaman telah kembali pulih sepenuhnya. Mereka berpesan kepada para peserta evakuasi, ketika tiba di tanah air diharapkan agar dapat terus memanfaatkan ilmu dan berbakti kepada Tanah Air demi kemajuan bangsa dan negara.
Menurut Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler, Rediatma Ihsan Supriyadi upaya evakuasi ini merupakan yang kelima kali sepanjang tahun 2016. Situasi di Republik Yaman saat ini masih sangat rawan akibat perang saudara. "Seluruh proses kegiatan evakuasi tahap kelima ini telah dilaksanakan secara tertib dan lancar," ujarnya.