REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan ada indikasi pelaku yang menyerang pastur dengan sebuah pisau di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Medan, Ahad (28/8), terobsesi pada radikalisme.
"Hasil pendalaman kepolisian, dari penggeledahan di ranselnya dan geledah di kosannya, memang yang bersangkutan terobsesi pada gerakan radikal dan terorisme internaisonal," katanya di Jakarta, Senin (29/8).
Ia menjelaskan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan di tempat tinggalnya di Jalan Setiabudi, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, ditemukan bahan rakitan untuk bom, di antaranya kawat tembaga, baterai, lampu pijar, serta solder.
"Itu bisa digunakan untuk membuat bom rakitan dan ini diketahui pelaku dari internet, dimana dia (pelaku) juga diketahui sangat getol main internet," ujar Wiranto.
Baca: Pelaku Teror Gereja Medan Belajar Merakit dari Internet
Saat kejadian, pelaku masuk gereja membawa enam batang peledak ciptaan sendiri, yang berisi semen, bubuk mesiu, serta korek api sehingga ledakannya kemudian tidak besar. "Di sana (tempat tinggal) juga ada tulisan "I love Al-Bagdadi", tapi sekarang kasusnya sedang didalami. Hasil sementara dia bukan masuk jaringan terorisme internasional," kata Wiranto.
Sebelumnya, seorang pemuda diketahui menyerang pastur dengan sebuah pisau di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan Dr Mansyur Medan. Direktur Reskrim Umum Polda Sumut Kombes Pol Nur Falah mengatakan pelaku berinisial IAH (18 tahun) masuk dan berpura-pura mengikuti misa di gereja tersebut.
Ketika pastur Albert S Pandiangan akan memberikan khotbah, pelaku mengejarnya hingga ke altar gereja dan berupaya melukai pastur tersebut dengan pisau yang dibawanya, tetapi hanya mengenai bagian tangan. Pelaku, saat itu, juga membawa sebuah tas yang berisi benda yang diduga bom, tetapi tidak meledak. Tas tersebut hanya mengeluarkan api dan asap.
Kombes Pol Nur Falah menyatakan polisi terus mendalami kemungkinan adanya kelompok yang bertanggung jawab atas teror ini.
Namun, ia belum dapat mengonfirmasi jika aksi teror ini dikaitkan dengan kelompok bersenjata ISIS.