Senin 29 Aug 2016 21:43 WIB

Bareskrim Curigai 2 Orang Jadi Otak Kasus 177 WNI

Rep: Mabruroh/ Red: Andi Nur Aminah
Jamaah Haji Indonesia dan Malaysia dibawa otoritas Bandara International Passay City - Manila Selatan karena menggunakan paspor palsu Filipina menuju Arab Saudi (EPA/Manila International Airport Media Affair)
Foto: EPA/Manila International Airport Media Affair
Jamaah Haji Indonesia dan Malaysia dibawa otoritas Bandara International Passay City - Manila Selatan karena menggunakan paspor palsu Filipina menuju Arab Saudi (EPA/Manila International Airport Media Affair)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Agus Andrianto mengatakan ada dua orang yang dicurigai dalam kasus tertahannya 177 WNI calon jamaah haji di Filipina. Agus mengatakan, kedua orang tersebut diduga sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas keberangkatan calon jamaah haji yang berangkat menggunakan kuota Filipina.

"Kita sudah periksa beberapa orang, yang harus bertanggung jawab juga sudah. Ada dua," ujar Agus saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin (29/8).

Agus menjelaskan pemeriksaan bukan saja menyasar pada 177 WNI yang saat ini masih berada di KBRI di Filipina. Namun juga berkoordinasi dengan tim yang juga melakukan pemeriksaan di Makassar, Kalimantan Timur, dan Jawa Timur.

Agus mengaku sebenarnya penyidik tidak hanya menyasar para koordintor calhaj dalam perkara tersebut. Melainkan juga orang yang paling bertanggungjawab di balik peristiwa pemalsuan paspor Filipina itu.

"Sebenarnya kita enggak mau cuma menangkap koordintornya saja. Kita ingin menangkap posisi yang paling atas yang paling bertanggungjawab," ujar Agus.

Oleh karena itu, dia mengatakan penyidik juga mulai menelusuri dan mencari informasi dari dana yang ditransfer oleh para jamaah. Yakni dikirim kemana, bank apa, siapa yang menerima, dan siapa pelaku yang paling mengambil untung dari keberangkatan 177 WNI melalui tersebut.

Namun saat ditanyakan siapa identitas dua orang yang dicurigai itu, Agus enggan membeberkan. Yang jelas ujar Agus mereka mengelabui para korban bahwa haji menggunakan kuota Filipina lebih aman dibandingkan melalui Indonesia. "Namun tidak dijelaskan secara utuh kepada para jamaah kalau ibadah haji yang berangkat dari negara lain akan miliki risiko-risiko," kata Agus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement