REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Moechgiyarto menginstruksikan jajarannya untuk lebih waspada terhadap ancaman terorisme. Terlebih, setelah terjadinya ancaman teror bom di gereja Katolik Statis Santa Yosep Jl Dr Mansyur, Medan Selayang, Ahad (28/8).
"Sekecil apapun kejadian pasti kita akan antisipasi dengan meningkatkan kewaspadaan tentunya. Sebetulnya ini kan sudah kita warning pada jajaran di Polda Metro Jaya sudah jauh-jauh sebelumnya," kata Moechgiyarto saat menghadiri dialog lintas agama di aula DHN 45 Gedung Joang Cikini, Jakarta Pusat, Senin (29/8).
Salah satu antisipasi yang dilakukanjajaran Polda Metro Jaya adalah dengan tidak menjalanlan tugas sendirian. Selain itu, mereka yang menjalankan tugas pun akan mendapat bantuan dari anggita Brimob yang dilengkapi senjata api. Sehingga keamanan para petugas bisa terjamin.
"Makanya saya perintahkan kalau bertugas harus dua orang, kemudian di back up lagi dengan anggota Brimob yang dilengkapi Senpi lengkap. Itu salah satu upaya," ucap Moechgiyarto.
Sebelumnya, percobaan bom bunuh diri terjadi di gereja Katolik Statis Santa Yosep di Jl Dr Mansyur, Medan, Ahad (28/8) sekitar pukul 08.30 WIB. Selain itu, pelaku juga melakukan penyerangan terhadap pastor Albert S Pandingan (60) yang sedang berkhotbah di gereja tersebut.
IAH (18 tahun), pelaku teror di Gereja Katolik Stasi Santo Yoseph, Medan tersebut mengaku melakukan aksi atas suruhan orang tak dikenal. Dia dijanjikan uang Rp 10 juta untuk menyerang gereja tersebut. Orang tak dikenal itu baru akan menyerahkan uang jika IAH sudah melaksanakan apa yang telah diarahkannya.