REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Ketua Ikatan Petani Garam Indonesia M Insyaf Supriadi mengatakan produksi garam lokal Cirebon menurun drastis.
"Dari keseluruhan tambak garam yang berada di Cirebon yaitu sekitar 16 ribu hektare, paling yang bisa diproduksi hanya 40 persen saja dan dapat dipastikan produksi menurun drastis," kata Insyaf, Selasa (30/8).
Potensi tambak garam di Kabupaten Cirebon seluas 16 ribu hektare. Namun untuk memaksimalkan potensi tersebut, Insyaf pesimistis. Terlebih lagi cuaca yang masih tak mendukung produksi garam. Menurutnya selain terkena hujan, tambak garam petani juga terendam air rob. Akibatnya, 700 tambak garam para petani gagal dipanen untuk tahun ini.
"Hujan juga belum berhenti dan kemarin ada banjir rob yang menggenangi sekitar 700 hektare tambak garam para petani yang dipastikan gagal panen," tuturnya.
Ia menambahkan dengan adanya siklus alam seperti ini dan juga air rob yang menggenangi tambak garam para petani, para petani dipastikan tidak memiliki pemasukan untuk kebutuhan sehari-hari.
"Padahal sekarang harga garam memang lagi naik tapi percuma, karena petani juga lagi sulit untuk memproduksi garam dikarenakan faktor alam yang seperti sekarang," katanya.