REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- IAH (18), pelaku teror dan serangan gereja Katolik Stasi Santo Yosep Medan, diakui ayahnya hobi berselancar di dunia maya. Ini diungkapkan S Makmur Hasugian, ayah IAH.
"Dia pun hobi internet itu," kata Makmur, Selasa (30/8).
Kepada penyidik, IAH mengaku, sering menonton tayangan berbau tindakan radikalisme di internet. Dia diduga terpengaruh tayangan itu sehingga melakukan aksinya pada Ahad (28/8) lalu. Makmur pun berharap kejadian yang menimpa anaknya tidak terjadi pada anak-anak lainnya yang suka berselancar di dunia maya.
"Sekarang ini kan pengawasan yang sangat kurang, sehingga orang-orang yang berkeliaran di luar bisa memengaruhi anak-anak," ujar dia.
Makmur mengatakan, ada sisi positiif dan negatif dari internet. Namun, saat ini, penggunaan internet sudah kebablasan."Jadi begitu, bagaimana kira-kira supaya internet itu ke arah lebih positif dan dapat diketahui kalau ada niat-niat jahat, dapat dimonitor," ujar dia.
Sebelumnya, Makmur mengatakan, anaknya hanya korban dari orang-orang tak bertanggungjawab yang memengaruhinya. Dia juga menyebut anaknya itu dijanjikan oleh seseorang untuk melakukan aksinya pada Ahad (28/8) lalu. "Karena anak saya ini masih di bawah umur lalu ada orang-orang tertentu memengaruhi, mengajari, begini-begono," kata Makmur beralasan.