REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPD RI Fahira Idris meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghentikan klaim-klaim yang menyatakan hujan tak akan membuat Jakarta banjir. Klaim-klaim seperti itu, kata dia, tidak sehat untuk menggerakkan semua elemen masyarakat bahu-membahu mengatasi persoalan ini.
"Bukan tidak mungkin nanti puncak penghujan, banjir yang lebih besar terjadi. Itu yang harus segera diantisipasi," ujarnya lewat kicauan di Twitter, Selasa (30/8).
Menurutnya, ‘ramahnya banjir’ menyapa Jakarta diakibatkan bertemunya berbagai faktor utama penyebab banjir.
Mulai dari alih fungsi daerah resapan menjadi pusat-pusat komersil, alih fungsi hutan bakau di pesisir Jakarta menjadi perumahan mewah, laju penurunan tanah di Jakarta yang semakin cepat hingga buruknya sistem serta manajemen pengelolaan dan pemantauan saluran air di ibu kota.
Belum lagi ditambah berbagai faktor lain seperti endahnya kesadaran warga untuk disiplin membuang sampah pada tempatnya. "Jika Jakarta mau tahan banjir, semua faktor penyebabnya harus diselesaikan secara bersamaan dan sistematis tidak boleh hanya fokus pada satu faktor saja," ujarnya.
Baca juga, Kawasan Bunderan HI Terendam Banjir Hingga Selutut Orang Dewasa.
Ia pun menyoroti soal normalisasi sungai yang sudah dianggap sebuah pekerjaan besar dan diklaim mampu menjadikan Jakarta bebas banjir. "Kita jadi lengah, menganggap hujan takkan bisa buat Jakarta banjir," tuturnya.
Fahira pun menyoroti persoalan Kemang yang telah beralih fungsi dari resapan air menjadi wilayah komersial. "Boleh membangun tetapi dibatasi, karena kita sama-sama tahu, kawasan itu adalah kawasan resapan air. Tetapi sekarang pembangunan tidak terkendali. Daerah resapan air, tetapi jadi daerah komersil yang pertumbuhannya tertinggi di Jakarta."