REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Harga hewan kurban kambing di Kota Madiun, Jawa Timur, naik antara Rp 200.000-Rp 300.000 per ekor menjelang hari raya Idul Adha pada 12 September 2016.
Pedagang hewan kurban dadakan di kawasan Jalan Panjaitan Kota Madiun, Bari, Selasa (30/8) mengatakan, harga kambing paling murah saat ini berkisar antara Rp 1,8 juta hingga Rp 1,9 juta, untuk ukuran yang paling kecil.
"Harga saat ini lebih mahal Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per ekor dibandingkan harga tahun lalu dan saat kondisi biasa," katanya.
Sedangkan untuk ukuran kambing sedang mencapai dihargai Rp 2,3 juta dan ukuran besar mencapai Rp 3 juta lebih per ekor.
Menurut dia, naiknya harga hewan kurban tersebut karena dipengaruhi momentum Idul Adha yang akan dirayakan pada dua pekan mendatang. Diperkirakan permintaan kambing akan meningkat hingga jelang Idul Adha mendatang.
"Selain itu, naiknya harga kambing juga disebabkan karena harga kulakan yang sudah mahal. Dari peternaknya memang sudah tinggi," kata Bari.
Karena harga yang tergolong tinggi, maka penjualan hewan kurban saat ini masih tergolong sepi. Jika biasanya pada hari-hari pertama membuka lapak dia mampu menjual empat sampai lima ekor kambing per hari, kali ini hanya dua sampai tiga ekor saja.
"Apalagi pedagang kambing dadakan seperti saya ini semakin banyak. Jadi sudah banyak saingannya," kata pria yang berjualan kambing kurban dadakan sejak 1983.
Dulu saat belum banyak pesaing, setiap musim kurban, ia bisa menjual lebih dari 100 ekor kambing. Pembelinya mulai perorangan, sekolah, hingga instansi pemerintah maupun swasta.
Sementara, Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan, Dinas Pertanian Kota Madiun Sugiyono mengatakan, kenaikan harga hewan kurban sudah mulai terjadi sejak awal Agustus.
"Kenaikan tidak hanya pada hewan kurban kambing, namun juga sapi. Harga sapi saat ini bisa mencapai Rp 20 juta per ekor," kata Sugiyono.
Masyarakat diminta untuk teliti saat membeli hewan kurban. Kesehatan hewan kurban hendaknya juga diperhatikan. Meski demikian ia mengklaim hewan kurban yang dijual di Kota Madiun mayoritas dalam kondisi sehat. "Kalaupun ada yang sakit masih dalam batas wajar. Yakni sakit karena hewan stres setelah perjalanaan jauh saat pengiriman, penyakit kulit, ataupun mata," katanya.