REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Brunei Darusalam, Dato Paduka Awang Haji Ali bin Haji Apong mengungkapkan keinginan Pemerintah Brunei Darusalam untuk bekerja sama dengan Indonesia. Hal ini diungkapkan Menteri Pertanian Brunei Darusalam saat menghadiri acara 'Panen Padi Unggul Varietas Sembada B-9', di Kawasan Pertanian, Distrik Wasan, Brunei Darusalam, Selasa (30/8).
Dalam kesempatan itu, Menteri Pertanian Brunei Darusalam turut mengundang Panglima TNI, Jenderal TNI, Gatot Nurmantyo, yang diwakili oleh Asisten Teritorial (Aster) KSAD, Mayjen TNI, Komarudin S. Menurut Dato Paduka Awang Haji Ali, pihaknya memang terbuka untuk bekerja sama dengan negara manapun, termasuk dengan Indonesia. Namun, kerjasama itu harus bisa menguntungkan kedua belah pihak, terutama soal padi berprodutiktivitas tinggi.
:Ada sekitar 500-700 Ha sawah yang bisa digunakan untuk menanam bibit padi, namun dengan syarat satu hektar bisa menghasilkan Padi minimal 8 ton. Infrastruktur kami sudah siap sehingga tidak ada alasan untuk tidak menghasilkan padi produktivitas tinggi," ujar Mentan Brunei Darusalam dalam keterangan resmi yang diterima Republika.
Namun, Mentan Brunei Darusalam menyadari, tingkat kesuburan tana pertanian di Brunei tidak sama dengan di Indonesia. "Tapi saya yakin, target 12 ton padi per hektar bisa dicapai," katanya.
Sementara Aster KSAD, Mayjen TNI, Komaruddin Simanjuntak, menhungkapkan, keterlibatan TNI dalam Panen Perdana Padi yang digelar pemerintah Brunei Darusalam merupakan bentuk apresiasi terhadap bibit padi hibrida Sembada B-9 buatan Indonesia. Peningkatan kerjasama pun diharapkan antara kedau negara, terlebih dengan hubungan baik yang terjadi antara Brunei Darusalam dengan Indonesia selama ini.
"Di Indonesia, TNI sudah bekerja sama dengan 21 Kementerian, tetapi sangat intens sekali dengan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, dan ini sudah tiga tahun bekerja sama, dengan Angkatan Darat sangat positif," kata Aster KSAD.