REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Selasa (30/8) atau Rabu (31/8) pagi WIB, karena pernyataaan-pernyataan terbaru dari para pejabat Federal Reserve (Fed) meningkatkan ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga pada akhir tahun.
Wakil Gubernur Fed Stanley Fischer mengatakan pada Selasa (30/8) pagi waktu AS bahwa pasar tenaga kerja AS mendekati kekuatan penuh dan ia tidak mungkin untuk mengatakan apakah kenaikan suku bunga berikutnya akan menjadi satu kali dilakukan.
Pernyataan-pernyataan Fischer sesuai dengan komentar dia dan GUbernur Fed Janet Yellen yang dibuat pada Jumat (26/8) di sebuah konferensi di Jackson Hole, Wyoming, menunjukkan bahwa waktu untuk menaikan suku bunga lagi sudah semakin dekat.
"Mengingat berlanjutnya kinerja solid dari pasar tenaga kerja serta prospek untuk kegiatan ekonomi dan inflasi, saya percaya alasan untuk peningkatan suku bunga federal funds telah menguat dalam beberapa bulan terakhir," kata Yellen.
Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,56 persen menjadi 95,116 pada akhir perdagangan, level tertinggi dalam tiga minggu.
Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh ke 1,1137 dolar AS dari 1,1190 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan poundsterling turun menjadi 1,3078 dolar AS dari 1,3114 dolar AS. Dolar Australia turun menjadi 0,7505 dolar AS dari 0,7578 dolar AS.
Dolar AS dibeli 103,10 yen Jepang, lebih tinggi dari 101,94 yen di sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9840 franc Swiss dari 0,9777 franc Swiss, dan beringsut naik menjadi 1,3088 dolar Kanada dari 1,3013 dolar Kanada.