REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Deputi II Bidang Sumber Daya Alam, Agung Kuswandono mengatakan untuk meningkatkan produktivitas hasil laut di Sorong, pihaknya sudah meminta PT PLN (Persero) untuk memprioritaskan pasokan daya di Regional Maluku - Papua.
Agung mengatakan selama ini permasalahan yang kerap muncul pada pembangunan sarana prasarana pendukung produksi kelautan dan perikanan adalah pemenuhan pasokan daya listriknya yang tidak memadai. Terkait hal tersebut pihaknya sudah meminta PLN untuk memprioritaskan hal tersebut.
"Kebijakan ini sifatnya integrasi. Jadi antara kementerian lembaga memang harus saling bergerak. Kami sudah kordinir semua. Melalui dua rakor sebelumnya, sudah disepakati poin poin prioritasnya," ujar Agung kepada Republika di Sorong, Rabu (31/8).
Ia mengatakan untuk alokasi dana pembangunan jaringan atau grid serta biaya pemasangan instalasi listrik akan menggunakan dana dari RKAP PLN. Namun di sisi lain, ia meminta Pemerintah Kabupaten setempat untuk memastikan kesiapan rencana tersebut.
Pembangunan integrated cold storage ini merupakan salah satu program untuk meningkatakan produktivitas hasil laut di Regional. Agung mengatakan, proyek strategis nasional ini nantinya akan terus berlanjut hingga 2019.
"Sudah diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yaitu integrated cold storage. Mengingat pengadaan sarana prasarana pendukung produksi kelautan dan perikanan akan terus diadakan sampai dengan tahun 2019, maka diharapkan pada tahun mendatang Kementerian Kelautan dan Perikanan menyampaikan perencanaan kebutuhan pasokan listriknya kepada PLN setahun sebelumnya," ujar Agung.