REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebutkan sedikitnya ada tiga kabupaten di daerah itu mulai dilanda kekeringan cukup parah pada musim kemarau 2016. "Tiga wilayah itu adalah Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Sumbawa," kata Kepala BPBD NTB Muhammad Rum di Mataram, Rabu (31/8).
Ia menjelaskan sampai saat ini pihaknya belum bisa merinci jumlah kecamatan maupun desa yang terkena dampak kekeringan tersebut. Saat ini pendataan masih terus dilakukan.
Namun demikian, menyusul kekeringan parah itu, pihaknya bersama pemerintah kabupaten melalui BPBD setempat sudah melakukan upaya penanganan. Salah satunya dengan cara mendistribusikan air bersih dengan menggunakan sejumlah mobil tangki terutama di wilayah yang masyarakatnya mengalami kesulitan air bersih. "Masing-masing wilayah kami salurkan 1.500 liter air bersih. Tapi distribusi air bersih itu tidak setiap hari dilakukan, tergantung permintaan," ujarnya.
Menurut Muhammad Rum, selain mendistribusikan air bersih, pihaknya sudah mengusulkan anggaran siap pakai sebesar Rp 20 miliar kepada pemerintah pusat untuk membiayai penanganan bencana kekeringan di wilayah NTB. "Usul anggaran ini sudah kami minta kepada pusat agar dialokasikan dari di APBN. Kalaupun dari dana APBD jumlahnya tidak terlalu banyak," jelasnya.
Mantan Kepala Biro SDA dan Kerja Sama Setda Pemerintah Provinsi NTB ini, menambahkan berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan BMKG, kondisi seperti ini akan melanda wilayah NTB dalam tiga bulan ke depan. Karena itu, untuk mengantisipasi hal yang tidak di inginkan, pihaknya sudah meminta agar bupati/wali kota melalui BPBD untuk turun ke lapangan melakukan pemantauan. "Kalau ada temuan kekeringan, segera di laporkan, agar cepat mendapat penanganan," ujarnya.
Sementara itu, Kasi Tanggap Darurat BPBD NTB Agung Pramudiya menambahkan kekeringan yang melanda wilayah NTB kemungkinan tidak akan separah kekeringan pada 2015 lalu. Pasalnya, kekeringan yang terjadi pada 2015 merupakan siklus lima tahun sekali. Sehingga kekeringan yang terjadi di tahun ini diperkirakan tidak akan separah waktu itu.
"Kalau tahun ini kecil akan terjadi seperti di tahun 2015. Karena memang merupakan siklus tahunan, sama seperti kekeringan para yang terjadi di tahun 2010," ungkapnya.
Tahun lalu, BPBD NTB mencatat ada 200 desa mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih akibat kemarau panjang. Ke-200 desa itu tersebar di sembilan kabupaten/kota di wilayah NTB. Akibat kekeringan itu, satu juta penduduk di sembilan kabupaten/kota di provinsi itu, dihadapkan pada kesulitan memperoleh air bersih guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.