Rabu 31 Aug 2016 15:23 WIB

Al-Washliyah Sesalkan Kehadiran Menag di Acara Penghargaan untuk LGBT

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (Republika/Darmawan)
Foto: Republika/ Darmawan
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (Republika/Darmawan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Al-Washliyah, Yusnar Yusuf menyatakan alasan Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifudin yang tidak mengetahui acara Aliansi Jurnalis Independen (AJI) berisi pemberian penghargaan terhadap organisasi LGBT terlalu sederhana.

Sebagai lembaga kementerian, menurut Yusnar, acara yang akan dihadiri menteri seharusnya dicek sedalam-dalamnya. Seperti bentuk acara tujuannya. "Oleh karena itu argumentasi Menag bukan argumentasi tepat," ujar Yusnar saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (31/8).

Alasan Menag, kata Yusnar, kemungkinan bisa diterima oleh orang awam. Namun, di luar itu alasan tersebut tidak cukup memberikan pengertian terkait kehadirannya di acara AJI tersebut.

Al-Washliyah, lanjutnya, memiliki sikap sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyesalkan kehadiran Menag pada acara tersebut. Al-Washliyah bersama MUI telah menegur Menag terkait apresiasinya dalam acara tersebut. "LGBT itu sesuatu yang merusak struktur agama," kata Yusnar.

Seperti diberitakan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin mendapatkan kritikan terkait kehadirannya pada acara Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang memberikan penghargaan kepada organisasi forum Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Intersex, Queer (LGBTIQ).

Organisasi ini dianggap menyuarakan kebebasan berekspresi kaum minoritas di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, Menag juga menyampaikan orasinya. Namun Menag mengklarifikasi tudingan bahwa dirinya mendukung LGBT. Menag mengaku tidak mengetahui bahwa di acara tersebut terdapat penyerahan penghargaan kepada organisasi LGBT.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement