REPUBLIKA.CO.ID, ZAMBOANGA -- Mendengar berita tentang tewasnya 15 tentara Filipina di wilayah Patikul, Provinsi Sulu, Filipina Selatan, Mila Falcasantos segera mengirim pesan singkat (SMS) ke anaknya, Jison Falcasantos. Ia khawatir dengan keadaan putranya tercinta itu.
"Putraku, bagaimana kabarmu di sana?" tulis Mila lewat pesan singkat yang dikirim pukul 18.40, Senin lalu (29/8).
Perempuan berusia 60-an ini dengan cemas menunggu jawaban yang tak kunjung datang. Ia mengaku tidak bisa tidur malam itu karena mengkhawatirkan anak ketiganya.
Keesokan harinya, perempuan ini mendapati pesan singkat dari nomor anaknya, pada pukul 06.44 waktu setempat. Namun, betapa kagetnya Falcasantos ketika membaca pesan tersebut,
"Anakmu sudah mati, ia tidak memiliki kepala sekarang, kami memotong kepalanya Selasa," demikian pesan itu berbunyi. Falcasantos pun segera membalas pesan tersebut, "Anda tidak memiliki hati nurani."
Baca juga, Abu Sayyaf Penggal Sandera Asal Kanada.
Jawaban datang kembali dari nomor anaknya. “Memang, kami tidak memiliki keraguan, karena merekalah yang datang ke daerah kami. Saya akan memotong kepala Anda juga,"
Masih belum percaya, Falcasantos pun segera menelepon kerabatnya, seorang perwira militer di Provinsi Sulu untuk memastikan kabar ini.