Rabu 31 Aug 2016 17:57 WIB

Pelaku Teror Gereja Medan Sebut Nama Bahrun Naim

Petugas kepolisian melakukan penjagaan di rumah Ivan Armadi Hasugian (18 tahun) pelaku teror bom Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan Setiabudi Kelurahan Tanjung Sari Medan, Sumatera Utara, Senin (29/8).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Petugas kepolisian melakukan penjagaan di rumah Ivan Armadi Hasugian (18 tahun) pelaku teror bom Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan Setiabudi Kelurahan Tanjung Sari Medan, Sumatera Utara, Senin (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN -- Mantan napi terorisme Khairul Ghazali menyebut IAH (18), pelaku teror dan serangan gereja Katolik Stasi Santo Yosep Medan, berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Hal itu dia ketahui saat bertemu dengan IAH di Mapolresta Medan, Senin (29/8) lalu. Menurut Ghazali, dalam pertemuan itu, dia ditunjukkan sebuah video IAH berbaiat kepada pemimpin ISIS.

"Ada video dia memegang bendera ISIS, ucapkan syahadat dan berbaiat. Lokasinya tidak diketahui. Videonya beredar di kalangan internal mereka. Ini lagi diselidiki," kata Ghazali, Rabu (31/8).

(Baca juga: 'Teror Bom di Gereja Santo Yosep Amatir dan Provokatif')

Dalam pertemuan itu, Ghazali ditemani Kapolresta Medan, Kadensus 88 Antiteror dan Kadiv Humas Mabes Polri. Video tersebut, lanjutnya, merupakan barang bukti dari hasil penggeledahan polisi di kediaman IAH.

"Saya tanya juga dia, siapa yang doktrin kamu. Dia sebut beberapa nama termasuk seseorang di medsos dan Bahrun Naim," ujar dia.

Atas dasar inilah, Ghazali menyebut, IAH tidak sendirian dalam menjalankan aksinya. Ia menilai, di usianya yang masih belia, tidak mungkin IAH menjalankan teror yang terstruktur dan terprogram.

"Ada kelompok dan itu besar. Di Indonesia dan Medan. Nggak mungkin anak itu main sendiri karena dia di bawah umur. Bagaimana dia berani melakukan kegiatan yang terprogram itu. Keberanian dan persiapannya itu pasti ada yang menyiapkan," jelas Ghazali.

"Dia diset untuk melakukan jihad secara sadar," ujar dia lagi.

Kepada IAH, Ghazali mengaku juga menanyakan tempat dia mengaji, siapa yang membimbingnya, kitab yang digunakan, dan hubungan yang ia jalin dengan simpatisan di Suriah.

"Dia sebutkan semua termasuk mentor jihadnya. Ada kitab yang juga banyak memengaruhi dia. Disebutkan juga Bahrun Naim, itu menunjukkan anak ini terkoneksi dengan ISIS," kata Ghazali.

Seperti diketahui, IAH diamankan di Gereja Stasi Santo Yosep, Jl Dr Mansyur Medan, Ahad (28/8) pagi. Pemuda yang bulan Oktober nanti berusia 18 tahun ini diringkus jemaat saat menyerang pastor dengan pisau. IAH pun diduga ingin meledakkan bom yang dibawanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement