REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 23 tahun yang lalu, Jamillah Taha memutuskan untuk menikahi pria Muslim yang dia cintai. Kendati demikian, langkah tersebut tidak serta-merta membuat perempuan asal Australia itu meninggalkan keyakinannya sebagai pemeluk Kristen.
Hidup dalam perbedaan dia jalani bersama sang suami selama belasan tahun. Sampai pada 2009, barulah hidayah Islam mengantarkan dirinya menjadi mualaf.
Hidup berumah tangga dalam perbedaan keyakinan diakui Jamillah tidaklah mudah. Apalagi, ketika anak-anaknya mulai beranjak dewasa, mereka dibuat bingung sendiri lantaran tidak adanya kesatuan pandangan orang tua mereka soal pendidikan agama.
“Oleh karenanya, meski beberapa negara mengizinkan pernikahan beda agama, saya menyarankan sebaiknya hal itu dihindari karena bisa menimbulkan masalah serius di kemudian hari,” tutur Jamillah membuka kisah, seperti dikutip laman I Found Islam.