REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- 'Wajah kumuh' bantaran Sungai Cimanuk yang melintas kota Indramayu, pada era 2005-an, kini tak terlihat lagi. Dalam beberapa tahun terakhir, Pemkab Indramayu ingin 'menghidupkan' kembali geliat perekonomian dan pariwisata sungai. Gaungnya dimulai pada 2015, saat merayakan hari jadi 7 Oktober 2015. Saat itu, ribuan 'gadis Ngarot' berpawai ria memperingati HUT Pekmab Indramayu.
Melihat antusiasme warga pada karnaval 'gadis Ngarot' itu, Pemkab Indramayu pun akhirnya menetapkan moment tersebut sebagai kebangkitan pariwisata. Apalagi, budaya tradisional 'Ngarot' ini adalah kebudayaan asli Indramayu yang juga sudah terdaftar pada warisan benda tak benda.
Karena itu, dalam perkembangannya, guna mendukung gerakan Sadar Wisata di Kabupaten Indramayu khususnya dan juga Jawa Barat pada umumnya, Pemkab Indramayu bersama dengan Pemrov Jawa Barat menggelar kegiatan Sapta Pesona. Kegiatan ini dilaksanakan di open stage Bantaran Cimanuk Indramayu, belum lama ini.
Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah mengatakan, Sapta Pesona merupakan penjabaran dan langkah nyata dari Sadar Wisata yang terkait dukungan dan peran serta masyarakat sebagai tuan rumah destinasi pariwisata. Kata dia, terdapat tujuh unsur Sapta Pesona yang harus dikembangkan dan jadi pegangan ditengah masyarakat yakni aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan.
“Ketujuh unsur ini harus benar-benar dipahami oleh masyarakat, terutama masyarakat yang berada di lokasi wisata. Sehingga, melalui Sapta Pesona ini, banyak keuntungan yang bisa didaptkan dengan gerakan ini. Namun yang lebih utama adalah masyarakat bisa menjadi pelaku ekonomi di lokasi objek wisata tersebut,” tutur Anna dalam keterangannya yang diterima Republika Online.
Anna menjelaskan, potensi wisata di Kabupaten Indramayu saat ini masih didominasi oleh wisata pantai. Namun demikian, beberapa objek wisata tersebut secera terus menerus dilakukan pembenahan secara bertahap. Tujuannya, agar kejayaan wisata pantai bisa kembali muncul seperti tahun-tahun sebelumnya.
Saat ini, tutur Anna, di tengah kota Indramayu sedang dikembangkan wisata buatan dengan memanfaatkan Sungai Cimanuk sebagai obyeknya. Bahkan dampaknya sudah dirasakan oleh masyarakat Indramayu dan juga luar Indramayu.
"Tengah diupayakan agar penataan Sungai Cimanuk ini bisa tersambung dari Waduk Bojongsari hingga ke hutan mangrove di Karangsong. Selain bersumber dari APBD kabupaten, kami juga tengah mencari dukungan dari APBD provinsi dan lainnya sehingga Cimanuk ini bisa seperti sungai yang ada di Venezia, Amsterdam, ataupun Prancis,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Hj Ida Hernida mengatakan, sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Pemkab Indramayu dengan merevitalisasi Sungai Cimanuk. Apalagi, di Bantaran Cimanuk juga akan berdiri megah gedung kesenian yang khusus dipertunjukan untuk kesenian.
Untuk itu sebagai dukungannya, kata dia, pemrov akan memberikan bantuan berupa panggung hidrolik yang bisa digunakan multifungsi untuk pertunjukan di luar ruang bahkan bisa memungkinkan juga digunakan diatas air.
Kegiatan Sapta Pesona ini diikuti oleh 500 peserta yang terdiri dari PNS, masyarakat, pelajar, ormas, Kompepar, pedagang, dan unsur lainnya. Dengan adanya gerakan Sapta Pesona ini, maka masyarakat juga diharapkan bisa ikut menjaga kebersihan dan keindahan di berbagai objek wisata yang ada di Indramayu.