Rabu 31 Aug 2016 23:58 WIB

Indramayu Sulap Bantaran Cimanuk Jadi 'Kinclong'

Red: Agus Yulianto
Pengunjung menikmati suasana hutan mangrove di ekowisata mangrove Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (24/12). Ekowisata mangrove Karangsong menjadi tujuan wisata baru yang menyuguhkan wawasan tentang ekosistem mangrove kepada para pengunjung.
Foto: Antara
Pengunjung menikmati suasana hutan mangrove di ekowisata mangrove Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (24/12). Ekowisata mangrove Karangsong menjadi tujuan wisata baru yang menyuguhkan wawasan tentang ekosistem mangrove kepada para pengunjung.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- 'Wajah kumuh' bantaran Sungai Cimanuk yang melintas kota Indramayu, pada era 2005-an, kini tak terlihat lagi. Dalam beberapa tahun terakhir, Pemkab Indramayu ingin 'menghidupkan' kembali geliat perekonomian dan pariwisata sungai. Gaungnya dimulai pada 2015, saat merayakan hari jadi 7 Oktober 2015.  Saat itu, ribuan 'gadis Ngarot' berpawai ria memperingati HUT Pekmab Indramayu.

Melihat antusiasme warga pada karnaval 'gadis Ngarot' itu, Pemkab Indramayu pun akhirnya menetapkan moment tersebut sebagai kebangkitan pariwisata. Apalagi, budaya tradisional 'Ngarot' ini adalah kebudayaan asli Indramayu yang juga sudah terdaftar pada warisan benda tak benda.

Karena itu, dalam perkembangannya, guna mendukung gerakan Sadar Wisata di Kabupaten Indramayu khususnya dan juga Jawa Barat pada umumnya, Pemkab Indramayu bersama dengan Pemrov Jawa Barat menggelar kegiatan Sapta Pesona. Kegiatan ini dilaksanakan di open stage Bantaran Cimanuk Indramayu, belum lama ini.

Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah mengatakan, Sapta Pesona merupakan penjabaran dan langkah nyata dari Sadar Wisata yang terkait dukungan dan peran serta masyarakat sebagai tuan rumah destinasi pariwisata. Kata dia, terdapat tujuh unsur Sapta Pesona yang harus dikembangkan dan jadi pegangan ditengah masyarakat yakni aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan.