REPUBLIKA.CO.ID, LIBREVILLE -- Demonstrasi antara polisi dan rakyat meletus setelah Presiden Gabon, Ali Bongo terpilih kembali, Rabu (31/8). Sebagian gedung parlemen jadi korban karena dibakar pihak oposisi.
Lawan Bongo, Jean Ping sebelumnya telah mengklaim kemenangan tapi hasil akhirnya Bongo terpilih kembali. Keluarge Bongo telah memimpin selama hampir setengah abad di Gabon.
Anggota oposisi Central African menolak hasil pemilu pada Sabtu lalu. Meski pemilu dibarengi dengan kampanye pahit. Ekonomi Gabon bermasalah karena merosotnya harga minyak. Membuat 1,8 juta penduduknya mulai kesulitan di bawah kekuasaan Bongo.
Menurut hasil yang diumumkan Menteri Dalam Negeri Pacome Moubelet Boubeya, Bongo memenangkan 49,80 persen suara. Sementara Ping mengamankan 48,23 persen suara. Prancis, AS dan Uni Eropa sebelumnya mendesak otoritas mempublikasikan hasil pemungutan suara di masing-masing TPS agar lebih transparan.
Dalam pidato kemenangannya, Bongo meminta semua pihak menghormati hasil suara dan institusi. "Negara kita sedang maju dan berkembang sehingga kita harus bersatu dan damai," kata dia dalam pernyataan pada reporter.
Setelah putusan kemenangan Bongo, polisi dan tentara ditempatkan di sejumlah tempat strategis. Pengunjuk rasa mulai memasuki area gedung parlemen Gabon, National Assembly. Seorang saksi mengatakan pengunjuk rasa membakar gedung pada Rabu sore.
Pemadam kebakaran segera menuju lokasi untuk menangani api. Hingga malam, asap masih terlihat dari kejauhan. Menurut penduduk, beberapa sosial media seperti Facebook dan Twitter tidak bisa diakses.