REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyayangkan tidak sedikit foto-foto seragam polisi yang kurang pantas diunggah di media sosial. Alasannya karena apabila menggunakan seragam artinya membawa institusi.
Menurut Tito apabila berita yang bersifat negatif dalam hitungan detik dengan cepat akan menyebar dan dilihat oleh jutaan masyarakat. Sehingga Tito sangat mewanti-wanti supaya anggotanya apalagi polwan untuk berhati-hati menggunakan media sosial.
Misalnya, kata Tito, ada yang mengunggah foto yang tidak pantas atau polisi baru yang bangga dengan seragamnya namun mengambil posisi foto yang kurang etis. Memang, kata Tito ini hal yang humanis namun apabila mengunggahnya di media sosial dan menggunakan seragam maka berdampak tidak baik.
"Nah yang seperti ini saya minta jangan sampai terjadi, dampaknya negatif dan masayarakat akan melihat kok polwan seperti itu. Memang itu humanis tapi mereka pakai seragam berarti dia bawa banyak orang polwan dan nanti image semua polwan seperti itu, padahal kan tidak," terangnya.
Sehingga di hari ulang tahun polwan ke 68 tahun ini, Tito mendorong kegiatan positif. Misalnya polwan yang membantu menyebar pejalan kaki di jalan raya, polwan yang membantu warga yang tersebar banjir, dan hal positif lainnya. Sehingga menurut dia, jika kegiatan-kegitan seperti itu yang diunggah di media sosial tidak akan dilarang. Justru sambungnya akan memberikan dampak yang positif.
"Polwan cantik lagi bantu nyebrang, lagi penangkapan atau nembak, audah cantik jago tembak lagi. Itu upload di media tidak masalah tapi jangan sampai upload yang kira-kira negatif," ujarnya.
Tito menegaskan bahwa tidak ada larangan untuk polwan mengunggah suatu foto. Akan tetapi harus diperhatikan apa yang diunggah mereka itu.
"Ada lagi (ada) polwan di Sumatera Barat, dia membantu warga kebanjiran dan dia ikut kerendam, polwannya cantik lalu diupload nggak masalah, sudah cantik diupload jadi nggak masalah orang yang liat juga memberi apresiasi," kata Tito.