REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, dinilai perlu menjelaskan secara gamblang perihal kehadirannya di acara ulang tahun Aliansi Jurnalis Indpenden (AJI) ke-22. Pasalnya, di acara tersebut ada pemberian penghargaan untuk Forum Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Intersex, dan Queer (LGBTIQ).
Apabila Menag tidak segera menjelaskan ke publik, maka momen tersebut akan menjadi 'bola panas'. "Harus dijelaskan, agar tidak timbul prasangka, dipelintir, atau dimainkan di media sosial. Kalau sudah dimainkan, akan jadi isu menggetarkan," kata sosiolog, Musni Umar, kepada Republika.co.id.
Sebagai kawan baik Lukman, Musni memastikan Menag tak ada niatan membenarkan perilaku LGBT, apalagi memberikan apresiasi. "Saya pastikan beliau tidak mendukung karena perilaku LGBT bertentangan dengan Islam. Kalau ada dialog antara Lukman dan LGBT, kemungkinan dalam rangka dakwah saja," jelasnya.
Musni yakin Menag tidak mengetahui di acara tersebut ada penghargaan untuk LGBTIQ. Namun, seandainya Menag mengetahui, bukan berarti ia mendukung perilaku LGBT. Sebagai pejabat negara, Menag tak dapat memungkiri bahwa dalam realitas sosial orang-orang LGBT memang ada.
Wakil Rektor I Universitas Ibnu Khaldun Jakarta ini mengatakan, ada beberapa pendekatan terhadap LGBT. Pertama, dengan cara menjauhi, menghujat, dan usaha lainnya supaya mereka dihukum sesuai permintaan agama dan masyarakat. Kedua, dengan mendekati mereka supaya sadar dan kembali ke jalan kebenaran.
"Kalau Lukman mengetahui ada penghargaan untuk LGBT di acara AJI tapi tetap datang, maka dugaan saya beliau sedang melakukan pendekatan kedua," ujar Musni. Menurut dia, para LGBT harus didekati dan dijelaskan bahwa jalan yang mereka tempuh tidak benar.