REPUBLIKA.CO.ID, Di atas kapal perang USS Missouri di Tokyo Bay, Jepang secara resmi menyerah pada sekutu untuk mengakhiri Perang Dunia II. Angkatan Laut dan Angkatan Darat Jepang telah dilumpuhkan. Blokade laut dan pengeboman kota oleh sekutu telah menghancurkan perekonomian Jepang.
Pada akhir Juni, pasukan Amerika Serikat (AS) menguasai Okinawa, sebuah pulau yang strategis tempat mereka bisa melakukan serangan ke pulau-pulau utama Jepang. Jenderal Douglas MacArthur memimpin serangan yang dinamai 'Operasi Olimpiade' tersebut pada November 1945.
Dilansir dari History, invasi AS ke Jepang menjadi invasi lautan paling mengerikan sepanjang masa, bahkan lebih kejam dari invasi Normandia. Pada 16 Juli, AS diam-diam meledakkan bom atom pertama di dunia di gurun New Mecixo.
Sepuluh hari kemudian, AS mengeluarkan Deklarasi Postdam yang menuntut penyerahan tanpa syarat semua angkatan bersenjata Jepang. Jika Jepang tidak patuh, AS mengancam akan memberikan kehancuran di tanah Jepang.
Pada 28 Juli, Perdana Menteri Jepang Kantaro Suzuki memberi respons dengan mengatakan kepada media jika Pemerintah Jepang tidak menghiraukan ancaman sekutu. Presiden AS Harry Truman lalu memerintahkan pasukan untuk melancarkan serangan.
Pada 6 Agustus, pesawat bomber B-29 Enola Gay menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima di Jepang. Ledakan bom menewaskan sekitar 80 ribu orang dan melukai ribuan orang lainnya.
Setelah serangan ke Hiroshima, satu faksi dewan perang Jepang menawarkan agar pemerintah menerima Deklarasi Postdam. Namun sebagian besar faksi menolak menyerah tanpa syarat.
Pada 8 Agustus, kondisi Jepang semakin memburuk saat Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap Jepang. Pasukan Uni Soviet menyerang Manchuria, sementara bom atom AS kedua dijatuhkan di kota pesisi Nagasaki.
Pada 9 Agustus tengah malam, Kaisar Jepang Hirohito mengadakan pertemuan dan mengatakan kepada Perdana Menteri Suzuki jika Jepang akan menerima Deklarasi Postdam. Pada 10 Agustus pesan tersebut disampaikan ke AS.
Pada 12 Agustus, AS menjawab, untuk memerintah negara, Kaisar dan Pemerintahan Jepang harus tunduk pada Panglima Tertinggi Sekutu. Setelah mempertimbangkan selama dua hari, Kaisar Hirohito memerintahkan Pemerintah Jepang untuk menyiapkan teks penyerahan.
Pada 2 September, lebih dari 250 kapal perang sekutu bersandar di Tokyo Bay. Bendera AS, Inggris, Uni Soviet, dan Cina berkibar di atas USS Missouri. Menteri Luar Negeri Jepang Mamoru Shigemitsu menandatangani nota penyerahan atas nama pemerintah Jepang dan Jendral Yoshijiro Umezu menandatangani atas nama angkatan bersenjata Jepang.
Selanjutnya: Mesin ATM Pertama Kali Beroperasi