REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina mengintensifkan pemeriksaan kepada setiap orang dan barang yang datang dari Singapura, Kamis (1/9). Hal itu menyusul wabah virus zika yang terus berkembang di Singapura.
Dilansir Reuters, Jumat (2/9), pihak berwenang Singapura mengatakan telah mendeteksi 151 orang terjangkit virus zika. Di antaranya wanita hamil. Virus zika pertama kali dilaporkan menular pada Sabtu lalu.
Pemerintah Singapura menyatakan, setengah dari 151 kasus yang dilaporkan adalah orang asing. Terutama dari Cina, India dan Bangladesh.
Sebagian dari mereka telah sembuh. Mereka diyakini berada di antara ratusan pekerja migran di bidang konstruksi dan industri kelautan Singapura. "Kami telah melacak zika, dan tahu itu hanya masalah waktu sebelum sampai di Singapura," kata Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, dalam pernyataannya di laman Facebook-nya.
Pertahanan yang baik menghadapi virus tersebut, kata Lee, adalah memberantas nyamuk zika. Menghancurkan habitat nyamuk agar tidak berkembang biak ke seluruh wilayah Singapura.
Singapura merupakan satu-satunya negara di Asia dengan transmisi aktif virus zika. Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS menyebut, virus tersebut sangat berisiko bagi kesehatan, terutama bagi ibu hamil.