REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat terorisme Haris Abu Ulya meminta polri mengevaluasi komprehensif operasi tinombala di Poso, Sulawesi Tengah. Terlebih pimpinan kelompok teroris Majelis Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso sudah tewas.
"Harus segera dievaluasi termasuk dampak psikis kehadiran aparat terhadap kehidupan sosial masyarakat Poso," ujar Haris saat dihubungi Republika, Kamis (1/9).
Haris berpendapat perlu untuk mulai dilakukan pengurangan pasukan baik TNI maupun Polri. Atau juga bisa merubah strategi yaitu operasi intelijen dan pendekatan lebih persuasif kepada sisa kelompok Santoso.
Sehingga dengan dua strategi tersebut sisa kelompok Santoso akan turun gunung. Ide rekonsiliasi, menurut Haris juga perlu untuk dipertimbangkan.
Seperti diketahui, operasi Tinombala dilakukan bersama dengan pasukan TNI. Tujuan operasi ini menumpas habis kelompok Santoso yang bersembunyi di pegunungan.
Kelompok teroris ini merupakan daftar pencarian orang (DPO) yang paling dicari. Terutama pemimpinnya Santoso atau Abu Wardah yang tewas tertembak aparat. Pascatertembaknya Santoso, posisi sisa kelompok tersebut semakin terjepit. Namun mereka tetap bertahan ditempat persembunyiannya.