REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dorongan penurunan suku bunga perbankan diperkirakan akan semakin kencang. Hal ini ditandai dengan terjadinya deflasi pada Agustus 2016 sebesar 0,02 persen dan masuknya likuiditas dari dana kebijakan amnesti pajak.
Menurut Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas, dengan kebijakan amnesti pajak ini diperkirakan akan ada penurunan Loan to Deposit Ratio (LDR). Tercatat saat ini LDR Bank Mandiri sebesar 88,1 persen.
"Kalau LDR menurun ruang pelonggaran kredit bisa lebih longgar dan likuiditas meningkat, Tidak ada kesulitan bagi kami melempar kredit," ujar Rohan Hafas di Plaza Mandiri, Kamis (1/9).
Selain didorong oleh banjir likuiditas, kata Rohan, penurunan suku bunga juga dapat didorong oleh deflasi yang rendah. Apabila deflasi, maka suku bunga bisa tetap atau turun sedikit.
Kendati begitu, menurut Rohan, rata-rata suku bunga Bank Mandiri sudah berada di single digit, yaitu 9 persen. "Jadi kemungkinan suku bunga turun. Mulanya DPK dulu lalu ke kredit," katanya.
Sementara itu Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit hingga akhir 2016 berada di kisaran 9,0-10,0 persen. Tercatat pertumbuhan kredit perseroan hingga Juli 2016 yaitu sebesar Rp 540,82 triliun atau tumbuh sebesar 10,4 persen year on year (yoy) dari posisi Juli 2015 yang sebesar Rp 489,8 triliun.