Jumat 02 Sep 2016 10:48 WIB

Protes Pemilu Gabon Rusuh, Seribu Orang Ditangkap

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Polisi Gabon saat mengamankan protes setelah pemilu di Libreville, Kamis, 1 September 2016. Ali Bongo yang kembali terpilih sebagai presiden menuai protes dari rakyat.
Foto: AP Photo/Joel Bouopda
Polisi Gabon saat mengamankan protes setelah pemilu di Libreville, Kamis, 1 September 2016. Ali Bongo yang kembali terpilih sebagai presiden menuai protes dari rakyat.

REPUBLIKA.CO.ID, LIBREVILLE -- Pasukan keamanan Gabon menangkap lebih dari 1.000 orang yang terlibat dalam unjuk rasa di Ibu Kota Libreville. Selama dua hari, protes dari pihak yang menentang hasil pemilihan umum terjadi disertai dengan bentrokan.

Pendukung oposisi turun ke sejumlah jalan di ibu kota negara itu saat Presiden Ali Bongo terpilih kembali dalam pemilihan, Rabu (31/8).  Protes disertai dengan kekerasan dan dilaporkan tiga orang tewas selama bentrokan dengan pasukan keamanan.

Menteri Dalam Negeri Pacome Moubelet Boubeya mengatakan 800 orang ditangkap di Libreville dan 400 lainnya dari berbagai daerah di Gabon, Kamis (1/9). Pasukan keamanan juga melakukan tindakan keras pada demonstran yang hendak memasuki gedung majelis nasional dan menghancurkan gerbang utama.

Dilansir BBC, pemimpin oposisi Gabon, Jean Ping mengatakan sesaat setelah pemilihan, markas partainya diserang bom. Dua orang tewas dan banyak lainnya yang terluka.

Ping mengatakan serangan itu dilakukan oleh pengawal presiden dan polisi. Sebelum pemilu berlangsung, Ping menyerukan bantuan internasional untuk melindungi warga Gabon. Ia juga menuding Bongo telah memanipulasi pemilihan guna melanjutkan kekuasaan selama tujuh tahun ke depan.

Bongo telah memimpin Gabon sejak 2009. Ia menggantikan sang ayah sebagai presiden di salah satu negara Afrika itu, yang telah berkuasa 42 tahun lamanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement