Jumat 02 Sep 2016 12:12 WIB

Riset Menyebut Nyamuk Aedes Aegypti Ditemukan di Malam Hari

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Andi Nur Aminah
Nyamuk Aedes Aegypti, penyebab virus zika.
Foto: Reuters
Nyamuk Aedes Aegypti, penyebab virus zika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar di bidang nyamuk Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB Upik Kesumawati menyebut jika nyamuk Aedes aegypti kini telah mengalami perubahan perilaku adaptif. Salah satunya, dia mengatakan, jika selama ini Aedes aegypti dianggap nyamuk siang hari, namun ternyata hasil riset menemukan nyamuk ini juga ditemukan pada malam hari. "Ini adalah perubahan perilaku adaptif dari Aedes aegypti," ujarnya belum lama ini.

Hasil penelitian menunjukkan aedes aegypti adalah nyamuk yang tangguh. Nyamuk ini tidak hanya mampu bertelur di tempat yang jernih, tapi juga bisa bertelur di air yang berpolusi. Nyamuk ini mudah beradaptasi dengan lingkungan.

Menurut Upik, nyamuk ini sebetulnya mudah dikendalikan asal masyarakat mau. Kendalikan vektor aedes aegypti dengan melakukan 3 M plus, yakni mengubur, menguras dan menghilangkan wadah yang mengandung air. Juga menerapkan pola hidup sehat dan lingkungan yang bersih. "Bersihkan tempat penampungan air, minimal seminggu sekali dan gosok hingga bersih karena telur Aedes aegypti menempel di dinding wadah," ujarnya.

Istimewanya, kata dia, telur Aedes aegypti bisa bertahan hidup walaupun tidak ada air. Telurnya tahan kering, begitu ada air hujan dia berkembang lagi. "Beda dengan nyamuk lain kalau tidak ada air akan mati. Intinya adalah menutup wadah air," ujarnya.

Nyamuk ini diketahui telah menjadi pembawa virus zika. Penyebaran virus zika sudah diketahui sejak 1947 dan pertama ditemukan pada monyet di Afrika. Setelah itu, virus ini diketahui menyebar ke Asia. Selanjutnya, pada 2007 mulai banyak menular dan meletus ketika akhir 2014 hingga 2015 bahkan sampai sekarang masih ada.

Virus ini seakan-akan pernah menghilang dan muncul kembali. Sampai saat ini, virus zika menginfeksi primata. Belum ada bukti menginveksi ternak dan belum ada vaksinnya. Virus ini ditularkan oleh nyamuk terutama Aedes aegypti (vektor dengeu, yellow fever, chikungunya). Vektor definitif maupun potensial banyak terdapat di Afrika, Amerika, Asia, Eropa dan Kepulauan Pasifik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement