REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak ada pemberian unit apartemen Kalibata City kepada Ilyas Karim, pejuang kemerdekaan yang rumahnya baru digusur oleh Pemprov DKI. Ini menurut pengakuan Ilyas. Ia mengatakan, hanya pernah diberi tumpangan pada 2011 silam karena rumahnya sempat terbakar.
Saat itu, Ilyas dievakuasi ke pinggir trotoar sebelah apartemen Kalibata City selama rumahnya diperbaiki. Namun manajer apartemen yang disebut Ilyas bernama Nasution kemudian berbaik hati memberinya tumpangan.
"Manajer apartemen melihat tidak pantas penjuang tinggal di trotoar. Ia meminjamkan apartemen selama tiga bulan, setelah selesai perbaikan, saya kembali ke rumah," kata dia kepada Republika.co,id, Jumat (2/9).
Kakek 88 tahun ini menegaskan, tidak ada pemberian apartemen dari siapa pun saat itu. Ia mengaku tinggal di rumahnya di Rawajati yang berukuran 10×7 meter selama 35 tahun.
Kini saat rumahnya sudah digusur ia tinggal bersama Leni, anaknya yang kedelapan, di Cakung. Sebelumnya, sebagai seorang veteran, ia sempat meminta bantuan ke Kodim dan Polres Jakarta Selatan agar penggusuran tidak dilakukan.
"Tapi waktu penggusuran mereka nonton di belakang diajak ke sini (lokasi penggusuran) enggak mau. Saya bilang 'Tentara kok kayak gitu, saya nih tentara!'," kata purnawiran asal Padang ini.
Sebelumnya, pada 2011, Ilyas diberitakan menerima hadiah apartemen dari Apartemen Kalibata City, Rabu. Saat itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto menyerahan kunci apartemen kepada kakek yang mengaku menjadi pengibar bendera pada saat Proklamasi 1945.