Jumat 02 Sep 2016 14:22 WIB

Sebut Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel, Peta Ini Picu Kemarahan

Yerusalem
Yerusalem

REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA --  Penerbit kecil di Cezka membuat kontroversi setelah memasukkan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dalam peta yang mereka buat.

Surat kabar Cezka, Mlada Fronta Dnes melaporkan, Duta Besar Palestina untuk Republik Cezka, Khaled al-Atrash, telah mengajukan protes ke Kementerian Luar Negeri.  Kedubes Palestina mengaku mengetahui informasi tersebut setelah mendapat laporan dari warganya di sana.

Seperti dikutip The Guardian, penerbit peta petunjuk perjalanan, Shocart, telah mendapat teguran dari pemerintah.  Kementerian Pendidikan Cezka meminta perusahaan mengganti peta tersebut, atau atlas itu tak akan dimasukkan ke dalam buku bersertifikat di kurikulum sekolah. Di Cezka, sekolah wajib membeli buku yang telah bersertifikat.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cezka, Irena Valentova mengatakan, pemerintahnya tak berpikir Yerusalem Timur sebagai bagian dari Negara Israel.

Atrash menyambut baik keputusan tersebut. "Atlas menjelaskan sesuatu yang tak dapat diterima, bukan hanya bagi warga Palestina, tapi juga hukum internasional serta posisi Uni Eropa, termasuk Republik Cezka," ujarnya mengaskan.

Baca juga, Israel Kembali Rampas Tanah Palestina di Tepi Barat.

Dalam pertanyaan di Jewish News Service, Kementerian Luar Negeri Israel mengaku telah berkomunikasi dengan Praha untuk mengubah keputusan itu.

"Ini merupakan keputusan yang tercela. Hasutan Palestina kini tanpa batas, setelah meracuni pikiran pemuda Palestina, kini mereka mencoba menyebarkan kebohongan dan menyesatkan pemuda Cezka."

Yerusalem Timur sejatinya akan menjadi Ibu Kota Palestina ke depan. Namun hingga kini, Israel masih belum mau menerima hal tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement