REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika Perang Dunia II sampai ke Crimea, sebagian besar barang berharga museum dari istana ini dievakuasi ke Museum Seni Simferopol. Namun, ketika wilayah ini diduduki Nazi Jerman, sebagian furnitur mewah dan serangkaian dokumen bersejarah dicuri oleh pendudukan Nazi Jerman.
Selama perang, Adolf Hitler memberikan istana ini sebagai hadiah untuk Marsekal Erich von Manstein atas jasanya menaklukkan Crimea. (Baca: Alupka Palace, Arsitektur Islam di Istana Crimea)
Istana ini pun selamat dari upaya peledakan Nazi. Ketika pasukan partisan Yalta yang pro-Soviet mengambil alih wilayah Alupka pada 1944 dalam pertempuran Crimea. Kelompok partisan Yalta pun dapat merebut kembali istana ini dari kehancuran. Pada Konferensi Yalta yang menjadi saksi berakhirnya Perang Dunia II, Istana ini pun ikut andil dalam menjamu akomodasi Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dan delegasi Inggris.
Churchill dan delegasi Inggris lainnya menginap selama dua pekan di Istana Alupka ini. Churchill pun memberi pujian akan keindahan arsitektur istana ini. "Istana ini sangat mengesankan, paduan arsitektur yang indah dari setengah Moor dan gotiknya serta pemandangan alam di Pegunungan Crimea," ujar Churchill.
Setelah perang, istana ini digunakan sebagai tempat peristirahatan musim panas bagi polisi rahasia Soviet. Istana ini pun sempat dibuka menjadi bisnis resor peristirahatan sebelum akhirnya pada 1956, fungsi museum dipulihkan kembali. Hingga kini, Istana Alupka masih difungsikan sebagai museum dan digolongkan ke dalam Alupka Istana-Park Complex, bersama Istana Massandra yang memiliki sejarah Tsar Rusia Alexander III