REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DKI Jakarta mendukung kebijakan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) membina olahraga nasional yang akan difokuskan pada cabang olahraga Olimpiade.
"Sudah seharusnya pembinaan olahraga nasional menerapkan standar olimpiade. Minimal mengacu pada nomor yang dipertandingkan termasuk yang dipertandingkan pada kejuaraan internasional lainnya," kata Ketua KONI DKI Jakarta, Raja Sapta Ervian di Jakarta, Jumat (2/9).
Pemerintah selain akan memfokuskan pada pembinaan cabang olahraga olimpik juga akan memberlakukan batasan bagi atlet yang akan turun di Pekan Olahraga Nasional (PON). Dengan dasar pembinaan, atlet yang sudah turun di olimpiade tidak boleh turun PON.
"Jangan seperti sekarang, bagaimana kita mau mencetak juara internasional jika nomor cabang olahraga yang disiapkan di dalam negeri tidak sama dengan yang dipertandingkan di internasional. Jelas tidak sinkron," kata pria yang akrab dipanggil Eiy itu.
Terkait pembatasan umur bagi atlet yang tampil di PON, Eiy menyarankan agar pemerintah bisa lebih spesifik dalam menetapkan peraturan baru nantinya. Misalnya fokus bagi peraih medali Olimpiade atau juara dunia yang tidak bisa turun mewakili daerah di PON, tapi selebihnya diperbolehkan.
Khusus untuk regenerasi atlet, mantan ketua Forki DKI Jakarta ini menilai masih terjadi ketimpangan. Dengan demikian masing-masing daerah perkembangannya tidak merata karena ada yang cepat atau sebaliknya. Kondisi itu membuat banyak daerah tetap mengandalkan atlet senior.
Selain regenerasi, transfer atlet menjelang PON 2016 juga menjadi masalah besar dalam sistem pembinaan di Indonesia. Banyak daerah hanya mencari atlet yang sudah jadi dan tidak bisa membina atlet sejak dini terutama atlet dari masing-masing daerah.
Sebelumnya, Menpora Imam Nahrawi mengaku akan membuat regulasi yang ketat demi menaikkan gengsi untuk PON berikutnya. Dengan adanya regulasi yang ketat dan tegas diharapkan mampu melahirkan atlet-atlet potensial yang kedepannya bisa memperkuat Indonesia dikancah internasional.
"Kami juga akan melakukan pembatasan umur. Jangan sampai di umur tertentu atlet masih ikut di PON. Jangan sampai peraih medali Olimpiade atau Asian games masih ikut PON. Jangan sampai transfer atlet jalan tapi tidak ada rasa keadilan. Begitu juga dengan cabang olahraga yang akan dibatasi dan acuannya fokus ke olimpide saja. Ini sudah sesuai kebijakan presiden," kata Imam Nahrawi menegaskan.