REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kandidat Calon Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno membuka Crisis Center 1500628 yang menerima keluhan masyarakat DKI Jakarta korban penggusuran dan kehilangan mata pencaharian. Lewat Crisis Center, semua permasalahan itu akan dicarikan solusinya.
"Kita coba dengan link and match dengan perusahaan-perusahaan yang mungkin bisa menampung mereka di asosiasi dan teman-teman yang ada di UKM," kata Sandiaga di Kampung Rawa Indah RT 002 RW 003, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (2/9).
Misalnya tidak cukup, katanya, maka akan dilakukan pelatihan dan konkret mencari solusi. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta lebih fokus pada kelas menengah ke atas, bukan ke bawah. "Saya katakan Pemprov DKI gagal fokus. Misalnya penyediaan ruang terbuka hijau, tapi juga lebih penting untuk perut buat solusi mereka," kata Sandiaga.
Sandiaga mengujungi warga di Kampung Rawa Indah atas undangan elemen masyarakat yang menamakan diri Suara Hati Rakyat dan sosialisasi serta mendengar aspirasi warga. Kebanyakan warga kampung tersebut tidak mau dipindahkan dari lokasi tempat tinggalnya saat ini. Mereka tidak mau tinggal di rumah susun (rusun) bila dilakukan relokasi.
Sandiaga mengatakan, warga hanya mau dirapikan dengan model rumah deret atau kampung deret. Selain itu, sebelumya, perlu dilakukan sosialisasi pada warga.
Kedatangan anak dari tokoh pendidikan tersebut disambut hangat oleh warga yang ingin bersalaman dan mencurahkan keinginannya agar tidak dilakukan penggusuran bila Sandiaga memimpin Jakarta. Para ibu-ibu pun berteriak melihat Sandiaga dengan mengatakan gubernurnya ganteng dan ramah.