REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah ledakan membunuh 12 orang di kota kelahiran Presiden Filipina Rodrigo Duterte di selatan kota Davao. Ledakan yang mematikan itu terjadi pada Jumat, (2/9) di sebuah jalan di luar hotel Marco Polo.
Seorang mahasiswa di Universitas Davao John Rhyl Sialmo mengatakan, saat itu ia dan teman-temannya sedang berkumpul. "Kemudian tiba-tiba kami mendengar ledakan yang sangat keras, awalnya kami berpikir itu suara bom," katanya dilansir Reuters.
Setelah itu, lanjutnya, ia melihat sejumlah laki-laki dan perempuan berdarah-darah dan mencari pertolongan. Juru Bicara Kepresidenan Filinan Ernesto Abella mengatakan, ledakan itu membunuh sedikitnya 12 orang. Sedangkan 60 orang mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut.
Polisi sudah membawa sedikitnya 30 orang yang terluka untuk di bawa ke rumah sakit. Kepala Polisi Wilayah Manuel Guerlan menambahkan, saat ini pihaknya sedang menyelidiki apa penyebab ledakan yang mematikan tersebut. "Kami meminta orang untuk lebih berhati-hati dan waspada," ujarnya.