REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Davao, Filipina, menyebutkan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam ledakan di pusat perbelanjaan cinderamata Aldevinco atau dekat kampus Universitas Ateneo de Davao.
"KJRI Davao melaporkan hingga saat ini tidak ada WNI menjadi korban peristiwa tersebut. Namun, KJRI terus melakukan koordinasi dengan otoritas setempat untuk mendapatkan informasi lainnya sehubungan dengan keselamatan WNI," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal, Sabtu (3/9).
Pada Jumat (2/9) pukul 22.20 WIB terjadi ledakan yang diduga berasal dari Improvised Explosive Device (IED) di pusat perbelanjaan cinderamata Aldevinco atau di dekat kampus Universitas Ateneo de Davao di Kota Davao. Sebanyak 12 orang dilaporkan menjadi korban dalam ledakan tersebut.
Menurut Keterangan KJRI Davao, pihak keamanan di Filipina sampai saat ini masih melakukan investigasi terkait dengan ledakan bom tersebut. Atas peristiwa ledakan tersebut, Pemerintah RI menyampaikan duka cita kepada Pemerintah Filipina dan belansungkawa yang mendalam kepada keluarga korban.
Selanjutnya, KJRI Davao telah melakukan komunikasi dengan kumpulan masyarakat Indonesia di Davao serta meminta para WNI yang berada di Filipina untuk menjaga keselamatan diri dan menghindari pusat-pusat keramaian yang dapat menjadi target teror.
Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, jumlah WNI di Filipina saat ini adalah 7.183 orang, sementara itu di wilayah kerja KJRI Davao (Filipina bagian Selatan) terdapat 2.183 WNI.
Untuk informasi lebih lanjut, KJRI Davao menyiapkan hotline yang dapat dihubungi pada nomor (+63-82) 299 2930.