Sabtu 03 Sep 2016 21:40 WIB

Pasar Tradisional Diserbu Pembeli Jelang Galungan

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seorang umat Hindu menyiapkan sesajen saat persembahyangan Hari Raya Galungan di Ubud, Bali, Rabu (17/12). Umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan setiap 6 bulan sebagai hari kemenangan kebenaran (Dharma) di atas kejahatan (Adharma) yang diisi dengan perse
Foto: Antara
Seorang umat Hindu menyiapkan sesajen saat persembahyangan Hari Raya Galungan di Ubud, Bali, Rabu (17/12). Umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan setiap 6 bulan sebagai hari kemenangan kebenaran (Dharma) di atas kejahatan (Adharma) yang diisi dengan perse

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Empat hari menjelang Galungan, pasar tradisional di Denpasar Bali diserbu pembeli. Selain mengejar buah-buahan, bumbu-bumbuan, para pembeli juga mengejar janur untuk diulat dijadikan penjor.

Dari pemantauan Republika.co.id, akibat pembeli yang membludak, jalan Gajah Mada Denpasar, sejak Sabtu (3/9) mengalami kemacetan. Padahal dari jalan itu, pasar Badung yang terbakar Maret lalu, sudah direlokasi dan yang tinggal hanya para pedagang bumbu-bumbuan yang menggunakan areal parkir.

"Nggak tahu juga Pak, kenapa mereka masih menyukai berbelanja di sini, padahal pasar Badung sudah pindah," kata Komang Supardi, pedagang bumbu-bumbuan di pasar itu.

Selain pasar yang diserbu, menjelang hari raya ummat Hindu kali ini, harga bumbu-bumbuan terdongkrak naik. Bawang putih misalnya, yang pada awal pekan ini harganya hanya Rp 27 ribu per kilogram di tingkat pedagang pengecer, naik jadi Rp 38 ribu per kilogram.

"Bawang merah jadi Rp 40 ribu. Saya jadi susah berjualannya," kata Sodiqun, pemilik rumah makan nasi campur di kawasan Dalung, Kuta Utara Kabupaten Badung.

Dikatakannya, kenaikan harga akan tetap bertahan sampai dua pekan kedepan, yakni setelah hari raya Kuningan berakhir. Harga-harga meningkat jelas Sodiqun, karena permintaan yang meningkat, sdangkan suplainya tetap, bahkan mulai berkurang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement