REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Organda Provinsi Jambi menyatakan, angkutan kota (Angkot) di Kota Jambi terancam mati suri karena rendahnya tarif dan minimnya antusiasme masyarakat menggunakan jasa angkutan tersebut. Kepala Organda Provinsi Jambi, Syafriyadi mengatakan, dari 1.036 angkutan, saat ini hanya tersisa 300 unit saja.
"Saat ini jumlah angkot tersisa 300 unit atau hanya 30 persen dari jumlah yang sebelumnya aktif. Dan angkot di Kota Jambi terancam mati suri," kata Syafriadi.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab banyaknya angkot tak beroperasi lagi. Seperti rendahnya harga tarif angkot yang membuat sejumlah sopir lebih memilih bekerja sebagai tukang ojek. "Rendahnya antusiasme masyarakat menggunakan jasa angkot juga menjadi faktor utama, ditambah lagi tarif ongkos juga sudah tidak masuk dalam hitung-hitungan mereka," katanya.
Subsidi yang diberikan Organda bersama Pemerintah Kota Jambi tak berpengaruh besar untuk menggeliatkan angkot. Regulasi dari Pemkot Jambi juga dinilai tidak berjalan dengan baik. "Harus ada regulasi lagi dari pemerintah pusat," ujarnya.
Selain itu, waktu yang bersamaan antara anak sekolah dan orang tua siswa pergi berkerja juga menjadi penyebab banyaknya sopir angkot yang memilih pensiun dini dari pekerjaanya. "Akhirnya orang tua membelikan anaknya motor, karena mau mengantar mereka waktunya juga bertepatan dengan masuk kantor. Saya sudah sampaikan ini ke Pemkot Jambi, tapi tidak ada pergerakan dari mereka," ujarnya.
Syafriadi mengaku bahwa pihaknya beberapa waktu lalu telah bertemu dengan Kementrian Perhubungan membahas permasalahan tersebut. Menurut dia, langkah kongkrit yang harus segera dilakukan di antaranya pemerintah pusat harus memberikan anggaran kepada Pemkot Jambi agar mampu memberikan subsidi penuh kepada sejumlah angkot.
"Jadi trayeknya dibeli. Sehingga anak sekolah mulai dari TK sampai mahasiswa digratiskan untuk naik angkot," katanya menjelaskan.
Saat ini, sejumlah berkas telah ditandatangani mengenai solusi tersebut kepada pemerintah pusat. Dia berharap Pemkot Jambi bisa berjuang agar mempertahankan keberadaan angkot yang kini terancam punah. "Di Bali itu sudah mati suri, namun dengan solusi subsidi dari pemerintah kepada sejumlah angkot akhirnya mereka berjalan lagi," katanya.