REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Indonesia memutuskan untuk melakukan impor daging kerbau. Lebih dari 700 ton daging kerbau dilaporkan telah masuk ke Indonesia. Direncanakan, sebanyak 80 ribu ton daging kerbau secara bertahap akan datang hingga akhir Desember 2016.
Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, daging kerbau ini didatangkan dari India dengan pertimbangan harga dan kualitas. Seperti diketahui, India memiliki lebih dari separuh populasi kerbau dunia dengan perawatan yang baik. “Kerbau yang digunakan adalah kerbau pedaging dan susu bukan kerbau pekerja,” katanya akhir pekan kemarin.
Saat ini, harga daging sapi di pasaran berada di kisaran Rp 110 ribu hingga Rp 120 ribu per kilogram. Angka tersebut membuat sebagian masyarakat kesulitan membeli dan tidak bisa mengkonsumsi seumber protein hewani.
Djarot mengatakan, kekhawatiran ini membuat terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 Tahun 2016 untuk mendatangkan daging kerbau. Menurutnya, meski mendatangkan daging kerbau dari India, pasokan daging sapi Australia dan Selandia Baru tetap berjalan dan dijual maksimal Rp 80 ribu sementara daging kerbau dijual maksimal seharga Rp 65 ribu. “Ini sebagai alternatif bagi masyarakat, jika ingin sapi ada, ingin kerbau juga ada,” lanjut dia.
Ia menjelaskan ada perbedaan harga penjualan. Bagi partai besar yang membeli minimal 50 ton, Bulog akan menjualnya dengan harga Rp 56 ribu, partai menengah seharga Rp 60 ribu dan eceran Rp 65 ribu. Dengan begitu, konsumen tetap mendapat harga terbaik sementara para pedagang mengambil untung yang cukup.