REPUBLIKA.CO.ID, HANGZHOU -- Amerika Serikat (AS) dan Rusia bertemu di sela-sela acara KTT G20 di Hangzhou, Cina, Senin (5/9). Kedua belah pihak yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengadakan pembicaraan, diantaranya mengenai konflik Suriah.
Namun, dalam pertemuan itu, tidak ada satu pun kesepakatan yang dihasilkan. Bahkan, baik AS maupun Rusia tetap memiliki pandangan dan berada di sisi yang berseberangan.
"Tidak ada kesepakatan yang dihasilkan dan kedua pihak tetap memiliki pandangan berbeda," ujar seorang pejabat senior di Departemen Luar Negeri AS, Senin (5/8).
Sebelumnya, AS dan Rusia telah mengadakan pembicaraan dan menemukan solusi mengakhiri perang di Suriah di Jenewa, Swiss pada 26 Agustus lalu. Dalam pertemuan itu, koordinasi dalam melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) serta kelompok-kelompok militan lainnya juga menjadi isu utama yang dibicarakan.
Hal ini, meski dalam konflik Suriah kedua belah pihak berada dalam posisi yang berlawanan. Rusia mendukung Pemerintah Suriah yang dipimpin oleh Presiden Bashar Al Assad. Selama lima tahun, konflik di negara itu terjadi dengan adanya kelompok oposisi yang mencoba menggulingkan kekuasaan Assad.
Sementara, AS mendukung pihak oposisi dan secara tidak langsung meminta agar Assad mundur dari jabatan. Namun, kedua negara ingin memiliki kesepakatan dalam memerangi ISIS serta beberapa kelompok militan lain seperti Al Qaeda yang mengambil keuntungan atas adanya konflik di Suriah.