REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA --- Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Ronggowarsito, Surakarta pada Ahad (4/9) sore. Insiden tersebut berawal setelah sebuah mini bus hitam dari arah Selatan yang melaju kencang hilang kendali. Di saat bersamaan sebuah bus pariwisata berpenumpang 40 orang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah berlawanan. Diikuti sebuah sepeda motor yang mencoba menyalip dari arah sebelah kiri. Tabrakan pun tak terelakan. Sopir dan penumpang tak sadarkan diri. Sebagian mengalami luka parah dibagian kepala dan tangan. Sementara pengendara sepeda motor tergeletak tak sadarkan diri di jalan.
Sesaat kemudian tim tanggap darurat kecelakaan yang mendapat laporan dari warga pun mulai berdatangan. Mereka segera melakukan evakuasi dan penanganan terhadap korban kecelakaan. Setelah mendapat penanganan darurat sejumlah korban yang mengalami luka serius segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Saat bersamaan aparat kepolisian dan pemadam kebakaran dengan sigap memadamkan kobaran api yang muncul dari kabin mini bus tersebut.
Insiden kecelakaan lalu lintas tersebut bukanlah kejadian sebenarnya. Melainkan sebuah simulasi penanganan kecelakaan lalu lintas massal yang digelar oleh Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta beserta instasi terkait seperti Dinas Kesehatan, Pemadam Kebakaran, Kepolisian, Palang Merah Indonesia, hingga tim SAR BPBD.
“Ini merupakan simulasi agar tim siaga kecelakaan ini sudah siap begitu ada insiden kecelakaan masal terjadi. Mereka harus terlatih bagaimana tindakan cepat dan tepat sehingga korban bisa ditangani dengan baik,” tutur Ketua Panitia simulasi penanganan kecelakaan lalu lintas masal, Dien Kalbuadin.
Ia menjelaskan tim penanganan kecelakaan masal dilatih menghadapi kepanikan lantaran banyaknya jumlah korban dengan kondisi luka yang beragam. Sebab itu tim pun harus berkoordinasi dengan baik satu sama lain dan dengan cepat mengambil keputusan. Peserta yang dilibatkan dalam simulasi tersebut sebanyak 81 orang. Selain dari petugas darurat keselakaan RS PKU Muhammadiyah, juga dilibatkan sejumlah peserta dari rumah sakit lainnya seperti RS PKU Muhammadiyah Cepu, Klinik Aisiyah Sragen, RS PKU Delanggu Klaten, RS Nirmalasuri Sukoharjo, RS Jati Husada Karanganyar, RS Islam Kustati Solo.
“Dengan integrasi penanganan seperti ini diharapkan lebih cepat korban bisa dibawa ke rumah sakit terdekat,” tuturnya.