REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pelajar SMAN 4 Bandung, DP mendapatkan nilai nol pada mata pelajaran matematika di rapor. Pelajar yang mengikuti olimpiade biologi itu akhirnya tidak naik kelas. Sekjen Komnas Pendidikan, Andreas Tambah mempertanyakan adanya nilai nol di rapor kenaikan kelas.
"Kalau nilai di rapor nol itu tanda tanya besar," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (5/9).
(Baca: Diberi Nilai Nol di Rapor, Sejumlah Siswa tak Naik Kelas)
Andreas mempertanyakan alasan guru matematika itu memberikan nilai nol pada DP. Seperti, apakah DP tidak mengikuti semua uji kompetensi dasar (KD) atau ulangan harian yang diujikan. Kedua, apakah DP tidak mengikuti ujian semester.
Ketiga, apakah Puspita tidak pernah mengumpulkan tugas yang diberikan guru. Atau, apakah DP ada masalah dengan guru matematikanya. "Bila anak tersebut mengalami keempat hal itu, maka (wajar) kemungkinan anak tadi dapat nilai nol," jelasnya.
Namun, Andreas melanjutkan, apabila DP tidak melakukan keempat hal tersebut, maka perlu dipertanyakan kredibilitas guru dan sekolah. Ia menjelaskan, hasil nilai yang tertera di rapor, tersiri atas sejumlah komponen.
Pertama, nilai tugas atau portofolio, nilai ulangan harian atau uji KD, nilai ujian Mid semester. Serta, ada juga nilai ulangan akhir semester. Andreas menyebut, keempat komponen itu memiliki bobot yang berbeda.
Ia berujar, apabila nilai ulangan harian di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka anak itu berhak mendapatkan remedial dan perbaikan. Perbaikan, ia menjelaskan, bisa berlangsung sampai tiga kali, sampai tuntas.
Selain itu, ia menegaskan, untuk nilai tugas atau portofolio, bisa diperbaiki sampai benar-benar sesuai yang di sepakati bersama.