Senin 05 Sep 2016 16:13 WIB

Otak Kasus 177 WNI Berpaspor Filipina Warga Negara Malaysia

Rep: Mabruroh/ Red: Nur Aini
Duta Besar RI untuk Filipina Johny Lumintang (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan seusai serah terima calon haji korban penipuan melalui jalur Filipina saat tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (4/9).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Duta Besar RI untuk Filipina Johny Lumintang (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan seusai serah terima calon haji korban penipuan melalui jalur Filipina saat tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Ahad (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Agus Andrianto mengatakan, otak dari pemberangkatan haji menggunakan paspor Filipina berinisial HR. Tersangka HR ini merupakan warga negara Malaysia.

"Sementara, yang menjadi pucuk dari semua kejadian ini ya dia (HR)," ujar Agus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (5/9).

Agus berujar, HR memiliki dua paspor, yakni paspor Malaysia dan paspor Filipina. HR juga yang selama ini meloloskan beberapa kali para jamaah untuk berangkat haji menggunakan paspor Filipina. "Dia yang selama ini sudah beberapa kali meloloskan lewat Filipina," ujarnya.

Saat ditanyakan apakah HR ini benar-benar warga negara Malaysia, Agus mengaku belum bisa memastikan, karena HR memiliki dua paspor. Namun, kata dia, saat HR datang ke Indonesia, dia menggunakan paspor Malaysia. "Dia datang ke Indonesia, sementara dia datang dengan paspor Malaysia," ujarnya.

Berdasarkan keterangan para calhaj, kata Agung, ini bukan kejadian pertama kali pemberangkatan haji menggunakan paspor Filipina. Namun baru kali ini Bareskrim mengetahui kasus tersebut setelah pihak otoritas imigrasi Manila menangkap 177 WNI yang hendak berangkat haji dari Filipina tersebut. "Karena ada beberapa saksi yang berkata begitu," ujarnya.

Kadiv Humas Polri, Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, kasus tersebut muncul diduga karena kurangnya kuota Indonesia bagi masyarakat yang ingin berangkat haji. Belum lagi, sambungnya, antrean pendaftaran untuk dapat berangkat haji sungguh mengular puluhan tahun, menyebabkan warga teperdaya oleh rayuan travel nakal yang mengajak mereka berangkat menggunakan kuota haji negara lain.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement