REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam buku 150 Perempuan Shalihah karya Abu Malik Muhammad bin Hamid dikisahkan, seorang perempuan Yahudi pernah menolak lamaran dan ajakan Rasulullah SAW untuk meme luk Islam. Namanya Raihanah binti Yazid bin Amru bin Khanaqah. Ia berasal dari Bani Nadhir.
Sebagian pendapat mengatakan ia berasal dari Bani Quraizah.Ia adalah perempuan yang sangat cantik. Suaminya yang bernama Hakam sangat mencintai dan menghormatinya. Sayang, ia tak berumur panjang. Sepeninggal suaminya, Raihanah berjanji tidak akan menikah lagi.Namun, dalam Perang Bani Quraizah, Raihanah menjadi tawanan Rasulullah. Suatu hari, Rasulullah meminang Raihanah dan menawarkan padanya untuk masuk Islam.
Ia menolak dan memilih tetap menjadi Yahudi.Rasulullah memanggil Ibnu Sa'yah dan menceritakan perihal penolakan Raihanah. Ibnu Sa'yah bertekad membantu Rasulullah mengajak Raihanah kepada ajaran Islam. Ia pergi menemui Raihanah dan mengatakan, "Jangan ikuti kaummu. Sesungguhnya mereka jatuh dalam perangkap Huyay bin Akhtab. Masuklah ke dalam agama Islam. Rasulullah memilihmu untuk dirinya."Ibnu Sa'yah pun menjelaskan tentang Islam kepada Raihanah hingga ia setuju masuk Islam. Ibnu Sa'yah kembali ke tempat Rasulullah SAW berada.
Pada saat sedang bersama para sahabatnya, Rasulullah men dengar suara sandal. Beliau berkata, "Itu suara Ibnu Sa'yah yang datang untuk mengabarkan keislaman Raihanah." "Ya Rasulullah, Raihanah telah masuk Islam." kata Ibnu Sa'yah.Rasulullah sangat senang mendengar berita tersebut. Beliau menyuruhnya membawa Raihanah ke rumah Ummul Mundzir binti Qais. Raihanah tinggal di sana sampai dia suci dari haidnya. Rasulullah mendatanginya di rumah Um mul Mundzir. Ia menawarkan dua pilihan kepada perempuan itu, yaitu untuk dimerdekakan dan dinikahi atau dijadikan pembantu.
Dalam riwayat lain disebutkan, Raihanah berkata, "Rasulullah masuk untuk menemuiku. Aku menjauh darinya karena merasa malu. Rasululllah menundukkanku di hadapannya dan berkata, "Jika kamu memilih Allah dan Rasul-Nya, Rasulullah akan memilihmu untuknya."Aku berkata, 'Aku memilih Allah dan Ra sul-Nya'. Ketika aku masuk Islam, Rasulullah memerdekakanku dan menikahiku dengan mahar dua belas dinar dan dua puluh dirham. Aku diberi mahar seperti istri-istri Rasulullah yang lainnya. Rasulullah menghabiskan malam pengantin bersamaku di rumah Ummul Mundzir. Aku diberi bagian hari seperti istri-istri yang lain. Dan ia menyuruhku untuk memakai hijab.
"Dari az-Zuhri, dia berkata, "Raihanah adalah seorang pembantu perempuan Rasulullah yang dimerdekakan dan dinikahi oleh Rasulullah. Dia selalu memakai hijab di keluarganya. Raihanah berkata, "Tidak ada seorang pun yang melihat wajahku, kecuali Rasulullah SAW."Dalam riwayat yang lain lagi dikisahkan bahwa Rasulullah sangat mencintai Raihanah. Beliau selalu memenuhi segala permintaannya. Sampai-sampai, Raihanah pernah berkata, "Jika aku meminta Rasulullah untuk memerdekakan Bani Quraizah, pasti Rasul akan melakukannya.
"Raihanah dikenal sangat pencemburu. Rasulullah pernah menalaknya dengan talak satu karena sifatnya itu. Dia terusmenerus menangis. Ketika Rasulullah masuk menemuinya, ia masih menangis. Kemudian, Rasulullah merujuknya.Raihanah tetap menjadi istri Rasulullah sampai meninggal sepulang haji pada 10 Hijriah. Rasulullah menikah dengannya pada bulan Muharram 6 Hijriah. Jenazahnya dimakamkan di Baqi.Namun ada pula riwayat yang menyebutkan jika Raihanah adalah pembantu Rasulullah dan tidak pernah dijadikan istri.