REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengusulkan AS dan Rusia membuat zona larangan terbang di Suriah utara. Usulan muncul setelah pasukan Turki berhasil memukul mundur ISIS dari daerah perbatasan.
Presiden Erdogan mengatakan, Turki telah berusaha keras agar daerah utara Suriah itu dapat dinyatakan sebagai zona larangan terbang, termasuk bagi AS dan Rusia. Larangan terbang di Suriah utara diusulkan membentang dari Jarabulus ke Azaz, daerah yang memang masih dikuasai militan ISIS.
"Ini adalah usulan saya untuk Tuan Putin dan Tuan Obama. Ini bisa dilakukan dengan pasukan koalisi," kata Erdogan seperti dilansir Middle East Eye, Senin (5/9).
Turki sendiri terakhir melancarkan operasi di Suriah pada 24 Agustus lalu, dengan mengirim tank dan pasukan khusus untuk mendorong pasukan oposisi. ISIS telah dipaksa berpindah dari posisi terakhir di sepanjang perbatasan Turki, Ahad (4/9), dan mengembalikan sejumlah titik transit utama perekrutan dan persediaan.
Turki sudah sering meminta zona aman di Suriah seperti zona larangan terbang, demi mengembalikan 2,5 juta pengungsi yang melarikan diri dari perang suadara selama lima tahun terakhir. Erdogan meyakinkan semua pemimpin dunia bahwa zona aman bisa diatur di Suriah dan bisa memecahkan kriris pengungsi.
Selain itu, Erdogan mengungkapkan Turki tengah bekerja sama dengan Rusia agar gencatan senjata di Allepo segera diumumkan, setidaknya sebelum Idul Adha. "Kami berusaha agar gencatan senjata bisa diumumkan di daerah tersebut, dan orang-orang di Allepo bisa diselamatkan dari bom," ujar Erdogan.