REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Polisi Belanda menahan seorang lelaki Belanda keturunan Turki atas tuduhan ancaman kematian dan kebencian pada Senin (5/9). Setelah kudeta Turki gagal pada Juli lalu, keadaan menegang bagi warga keturunan Turki yang berdomisili di Belanda.
Dilansir dari Reuters, pria yang ditangkap itu adalah seorang pendukung Erdogan. Seorang pejabat Belanda mengatakan, pria tersebut diduga mengancam pendukung Gulen, baik lewat dunia maya dan langsung. Fethullah Gulen telah masuk daftar hitam di Turki. Ia disebut berada di balik kudeta di Turki pada 15 Juli lal.
Dalam sebuah pernyataan, polisi Belanda mengatakan, mereka telah menyelidiki 150 pengaduan yang berkaitan pascakudeta Turki. Kira-kira setengahnya berisi pengaduan atas ancaman dan intimidasi di media sosial.
Setelah diselidiki, akhirnya salah satu pengancam pria berusia 42 tahun tersebut ditangkap. Tidak ada rincian tentang tersangka, namun jaksa mengatakan kemungkinan besar akan ada lebih banyak yang ditangkap atas aduan masyarakat.
Baca juga, Turki Sapu Bersih Gerakan Gulen di Indonesia.
Perselisihan antara Turki pro-Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Gulen juga menjangkiti lingkungan imigran Turki di Belanda. Belum lama ini, daftar pendukung Gulen diduga beredar di media sosial.