REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Paris akan membuka kamp pengungsi untuk pertama kalinya pada Oktober. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kriris para pencari suaka yang bermukim di pinggiran dan jalan-jalan di sepanjang Ibu Kota Prancis tersebut.
Wali Kota Paris Anne Hidalgo mengatakan kamp pengungsi yang pertama dibuka pada Oktober dikhususkan untuk laki-laki dengan kapasitas 400 orang. Sementara, kamp untuk perempuan dan anak-anak akan siap pada akhir tahun ini.
Kamp pengungsi rencananya terletak di Essone, wilayah sekitar 30 kilometer atau 20 mil dari Paris. Sebelumnya, kamp darurat yang ada di tempat umum dan jalan-jalan di Paris telah disingkirkan oleh polisi.
Biaya pembangunan kamp tersebut dilaporkan mencapai sebesar 6,5 juta euro. Dalam kamp itu, perawatan medis dan perlindungan diberikan oleh pihak pengelola kamp, setidaknya untuk lima hingga 10 hari.
Namun, lokasi pembangunan kamp sempat mengalami pembakaran pada Senin (5/9) malam. Pihak kepolisian saat ini tengah melakukan penyelidikan penyebab kejadian itu.
Wali Kota Hidalgo mengatakan kebakaran yang mungkin dilakukan dengan senjaga oleh orang yang tak bertanggung jawab sangat memalukan Prancis. Hal itu menunjukkan tak ada rasa simpati bagi pengungsi yang membutuhkan perlindungan.
"Orang yang melakukan pembakaran sangatlah salah dalam mengeskpresikan nilai-nilai yang negara ini miliki," ujar Hidalgo, dilansir BBC, Selasa (6/9).
Ia mengatakan siapapun yang berupaya membuat pembangunan kamp terhambat akan ditindak sesuai dengan aturan hukum. Hidalgo berharap pelaku pembakaran segera ditemukan.