REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Donald Trump mengatakan, jika ia tidak terpilih dalam pemilu November mendatang, maka Israel akan hancur. Menurutnya, hal itu dapat menyusul kesepakatan nuklir Iran.
Tahun lalu, kesepakatan terkait nuklir Iran mencabut sejumlah sanksi perdagangan yang diberikan kepada Teheran. Karena itu, Trump yakin, jika ia tidak terpilih sebagai presiden, kesepakatan tersebut akan membuat Israel hancur.
"Itu akan membuat Israel hancur, kecuali saya yang terpilih sebagai presiden dan Israel akan baik-baik saja," ujar Trump dalam kampanye di Cleveland, seperti dilansir The Jerusalem Post, Rabu (7/9).
Miliarder properti itu mengatakan, kesepakatan dengan Iran adalah salah satu yang terburuk untuk dinegosiasikan. Iran menurutnya selama ini telah memberi ancaman besar bagi Israel. "Mereka sangat mengancam Israel dan ini adalah kesalahan untuk bernegosiasi dengan Iran," jelas Trump.
Calon wakil presiden AS dari Partai Demokrat, Tim Kaine mengatakan, tidak ada masalah dengan kesepakatan nuklir Iran. Ia menilai, kata-kata Trump hanyalah strategi Partai Republik agar Israel memberi dukungan penuh kepada pihaknya dalam Pemilu November mendatang.
Baca juga, Kronologi Pertikaian Trump dengan Keluarga Muslim AS.
Calon presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, yang juga pernah menjabat sebagai menteri luar negeri AS pada periode pertama kepemimpinan Presiden Barack Obama, telah membantu negosiasi kesepakatan nuklir Iran. Ia juga berjanji untuk menegakkan perjanjian lebih ketat jika terpilih.