Rabu 07 Sep 2016 19:29 WIB

Ini Pengaruh Islam di Bahasa dan Kuliner Portugal

Rep: Kabul Astuti/ Red: Agung Sasongko
Masjid Agung Lisabon
Foto: Blogspot
Masjid Agung Lisabon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bahasa Portugis mengandung lebih dari seribu kosakata Arab, jauh lebih banyak dari Spanyol. Yang paling mudah dikenali, catat Habeeb Salloum, kata-kata Portugis yang dimulai dengan al hampir semua berasal dari awalan Arab yang berarti the (penanda ma'rifat atau tunggal). 

Asal-muasal kata-kata tersebut masih dapat ditelusuri, meski beberapa kosakata sudah mengalami pergeseran makna. Beberapa kata ini juga diadopsi ke dalam bahasa Inggris. (Baca: Warisan Islam di Portugal Kurang Dikenal)

Dalam bidang kuliner, ada alcaravia (Arab: al karawiyah, Inggris: caraway), beringela (al badhinjan, eggplant), limao (al-laymun, lime), azeite (al-zayt, oil), azeitona (al-zaytun, olive), laranja (al-naranj, orange), arroz (al-aruzz, rice), acucar (al-sukkar, sugar), espinafre (al-isbanakh, spinach), roma (al-rumman, pomegranate), xarope (sharab, syrup), dan banyak lagi.

Kemudian dalam nama tempat, albufeira (al-buhayrah, danau), alcantarilha (al-qantarah, jembatan), alcaria (al-qaryah, desa), aldeia (al-day'ah, desa kecil), almadena (al-madinah, kota), aljezur (al-juzur, pulau), dan almansil (al-manzil, rumah). Ada lagi kata yang umum digunakan untuk mengekspresikan semoga atau mudah-mudahan adalah oxalá, turunan dari insya Allah.

(Baca Juga: Jejak Warisan Islam di Portugal)

Dilansir dari GlobalPost, dalam beberapa tahun terakhir sudah ada pembaharuan minat terhadap warisan Arab Portugal. Secara umum, sudah ada langkah dari tokoh Muslim dan otoritas publik Portugis untuk meninjau ulang pengaruh kekuasaan Arab.

Menurut Nina Clara Tiesler dalam Muslime in Europa. Religion und Identitatspolitiken unter veranderten gesellschaftlichen Verhaltnissen, Di masa lalu, ideologi jelas mengatakan Moor adalah musuh. Beberapa sisanya masih tampak sampai sekarang. Di buku-buku sekolah Moor masih tetap musuh.

Tetapi, kalangan elite telah mengevaluasi penilaian ini. "Sejak 1990-an, mereka sudah mencoba menunjukkan warisan Islam sebagai sesuatu yang positif," kata Tiesler menegaskan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement