REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum RT/RW se-DKI Jakarta menegaskan penolakan kerasnya terhadap Ahok tidak lain karena alasan kemanusiaan warga Jakarta. Ketua Forum RT/RW se-DKI, Andi Pane mengatakan, penggusuran Kampung Aquarium dan Rawajati meninggalkan masalah kemanusiaan bagi warga Jakarta.
Kasus seorang veteran Letkol (Purn) Ilyas Karim (88 tahun) yang digusur di Rawajati, dan banyak orang yang lebih memprihatinkan lainnya. Semua ini, menurutnya pilihan Ahok memilih cara menggusur tanpa kompromi.
"Jadi kita lebih melihat dari sisi kemanusiaan," ujarnya, Selasa (6/9). Proses penggusuran hanya melalui ultimatum, lantas menggusur dalam waktu yang singkat, hanya beberapa bulan tanpa musyawarah mencari solusi yang baik.
Bagi Forum RT/RW dan masyarakat yang menjadi korban penggusuran, cara Ahok ini memang sangat tidak manusiawi. Karena Ahok tidak melaksanakan solusi terbaik untuk bersama.
Walaupun akhirnya korban gusuran dipindahkan ke rumah susun sederhana sewa (Rusunawa). Namun baginya, masih ada yang menjadi catatan, terutama bagi warga yang tidak mampu membayar semua biaya sewa dan fasilitas Rusunawa setelah tiga bulan.
"Saya berani taruhan kalau informasi banyak warga yang direlokasi kerasan, dengan biaya besar yang harus mereka keluarkan di Rusunawa saat ini. Ayo kita taruhan," kata dia.
Karena Forum RT/RW sendiri mendapatkan banyak laporan dan melihat serta mendengar langsung keluhan warga di lapangan. Pihaknya juga tidak mau, propaganda sepihak tanpa melihat kondisi di lapangan. Seolah saat ini diartikan semua warga gusuran betah sebagai penghuni Rusunawa.