REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kabupaten Buton Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara, menjadi pusat penelitian ekosistem hutan mangrove (bakau) di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
"Ekosistem hutan mangrove di Buton Utara dijadikan pusat penelitian di KTI karena kawasan hutan mangrove di wilayah Buton Utara cukup luas, yakni mencapai 16.000 hektare," kata Bupati Buton Utara, Abu Hasan di Kendari, Rabu (8/9).
Menurut dia, kawasan hutan mangrove di wilayah Buton Utara merupakan hutan mangrove yang terluas di seluruh Indonesia. Di dalam kawasan tersebut kata dia, banyak terdapat makhluk hidup lain yang memiliki keunikkan seperti kepiting bakau, udang atau berbagai jenis ikan.
"Adanya makhluk hidup lain di kawasan mangrove yang memiliki keunikkan tersebut, menjadikan kawasan bakau Buton Utara menjadi sangat menarik untuk menjadi pusat penelitian ekosistem hutan mangrove di KTI," katanya.
Pemerintah Kabupaten Buton Utara, lanjutnya, sudah menerbitkan peraturan daerah untuk melindungi kawasan hutan mangrove dari berbagai ancaman kerusakan.
Masyarakat yang selama ini menjadikan kayu bakau sebagai bahan bakar utama dalam rumah tangga, saat ini tidak dibolehkan lagi menebang bakau di dalam kawasan hutan bakau. "Larangan melalui perda tersebut cukup efektif mencegah warga sekaligus menghentikan penebangan kayu bakau di dalam kawasan hutan bakau," katanya.